NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Dengan Sifat Sabar, Bersama Sekeluarga Masuk ke Surga

MEDIA AN NUUR─Sakinah akan diberikan Allah ﷻ jika keluarga senantiasa membaca Al-Qur'an. Mereka itu adalah keluarga Allah ﷻ di dunia ini. Yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an dengan rutin di setiap harinya.

Peran keluarga sangat penting terkait ibadah kepada Allah ﷻ. Pribadi-pribadi saleh akan mudah terbentuk jika sekeluarga memang hidup dalam ketaatan. Maka Allah ﷻ menyebutkan bahwa orang saleh akan masuk surga bersama keluarganya.

جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَآئِهِمْ وَاَ زْوَا جِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَا لْمَلٰٓئِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَا بٍ. سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّا رِ 

(yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 23-24)

Para malaikat mendatangi keluarga yang masuk surga dan mengucapkan selamat sejahtera. Malaikat menyatakan bahwa kesabaran adalah kunci mereka memasuki surga bersama-sama.

Pengajian Ahad Pagi
Ustaz Sandi Rahman mengisi taushiah Ahad Pagi

Kesabaran adalah sifat yang sangat baik. Sifat yang berlawanan dengannya adalah kemarahan menyikapi segala sesuatu. Semakin kuat kemarahan maka akan mengikis sifat sabar kita.

Marah akan banyak mengakibatkan keburukan. Marah membisikkan perlakuan buruk pada orang lain. Berapa banyak pemarah menyakiti orang lain, bahkan melakukan tindak pidana pembunuhan. Untuk itulah ahli surga adalah orang yang memiliki nilai-nilai kesabaran.

Kita semua berharap agar kehidupan akhirat lebih baik daripada kehidupan kita di dunia. Ketika meninggal dunia maka Islam mengajarkan salat jenazah yang doa-doanya memohonkan si mayit mendapat yang lebih baik daripada di dunia.

Keluarga diawali dari pernikahan. Pernikahan adalah ibadah bernilai separuh agama. Ibarat menaiki perahu berdua maka harus memiliki tujuan. Tujuan harus sama agar bisa mendayung searah. Tujuan pernikahan adalah surga Allah ﷻ yang kekal di akhirat sana.

Nafkah, pemberian suami untuk istri disebut infak, pelayanan istri kepada suami disebut sedekah. Semua itu didasari ketaatan pada Allah ﷻ. Anak saleh yang dibentuk orang tua maka pahalanya akan sampai pada kedua orang tuanya.

Pengajian Ahad Pagi
Bapak-bapak menyimak taushiah

Setiap perahu akan melewati gelombang yang mengguncang. Demikian juga dalam membangun rumah tangga. Ujian dalam pernikahan itu untuk mengangkat derajat keduanya agar memiliki nilai di mata Allah ﷻ. Di antaranya nilai kesabaran yang menjadi kunci masuk surga.

Banyak pernikahan yang tak punya tujuan bersama yang pasti maka berpotensi karam di tengah lautan kehidupan. Mereka akan tercerai berai oleh terjangan ombak. Menceraikan pasangan suami istri adalah keberhasilan tertinggi iblis di dunia.

Agar bisa menghadapi ujian pernikahan maka kita harus meyakini bahwa semua itu adalah kehendak Allah ﷻ. Maka tak ada yang bisa menyelesaikan setiap masalah itu tanpa keimanan kepada-Nya. Hadapilah ujian dengan selalu mendekatkan diri pada Allah ﷻ.

مَاۤ اَصَا بَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ ۗ وَا للّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 11)

Bersama pasangan kita menyiapkan keluarga yang saling mengingatkan dalam ketaatan. Dengan memiliki tujuan bersama untuk mendapatkan surga Allah ﷻ maka kita bisa menghindari anggota keluarga yang menjadi musuh bagi kita.

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّ مِنْ اَزْوَا جِكُمْ وَاَ وْلَا دِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَا حْذَرُوْهُمْ ۚ وَاِ نْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 14)

Anggota keluarga bisa saja memiliki salah dan lupa. Kita sadari bahwa sebagai manusia maka tak lepas dari semua itu. Untuk itu Allah ﷻ memberikan solusi yakni agar saling memaafkan, saling santun dan memberi ampun. Semua akan mudah dengan kesabaran dalam menanganinya.

اِنَّمَاۤ اَمْوَا لُـكُمْ وَاَ وْلَا دُكُمْ فِتْنَةٌ    ۗ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗۤ اَجْرٌ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 15)

Allah ﷻ menerangkan bahwa cinta terhadap harta dan anak adalah cobaan. Jika tidak berhati-hati, akan mendatangkan bencana. Kewajiban kita adalah mengelolanya dengan baik dan benar, memberikan pendidikan agama yang lurus. Itulah yang bernilai pahala yang besar  di sisi Allah ﷻ.

Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 9 Oktober 2022 yang disampaikan oleh Ust. Sandi Rahman, S.Ag (PCM Gunungkidul)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

Click here for comments 2 comments:

2907636960708278822