MEDIA AN NUUR─Senin, 17 Oktober 2022. Pengajian malam Selasa di Masjid An Nuur Sidowayah di bawah asuhan Ustaz Danuri, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngreco. Pertemuan diawali dengan membaca Surat Al Fatihah dan melanjutkan membaca Surat Az Zukhruf (43) ayat 61 sampai 73.
Malam ini, Ustaz Danuri melanjutkan pembahasan hadis tentang anjuran Rasulullah ﷺ agar kita memohon perlindungan kepada Allah ﷻ dari beberapa hal. Hadisnya sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Pengajian malam Selasa bersama Ustaz Danuri |
Rasulullah ﷺ menganjurkan agar kita meminta perlindungan pada Allah ﷻ dari jiwa yang tidak merasa puas. Sifat dasar manusia ketika sudah punya satu maka ia akan mencari dua. Selalu ingin memiliki apapun.
Sifat manusia yang tidak bisa puas akan apa yang dimiliki juga pernah disinggung Rasulullah ﷺ dalam sebuah hadis. Dari Ibnu ‘Abbas, ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ مِثْلَ وَادٍ مَالاً لأَحَبَّ أَنَّ لَهُ إِلَيْهِ مِثْلَهُ ، وَلاَ يَمْلأُ عَيْنَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)
Manusia begitu tamak dalam memperbanyak harta. Manusia tidak pernah merasa puas dan merasa cukup dengan apa yang ada. Lalu, bagaimana agar kita bisa menjauhi sifat tak bisa puas tersebut?
Bapak-bapak peserta pengajian |
Agar bisa menjauhi sifat jiwa yang tak bisa puas, para ulama menganjurkan kita harus memikirkan bahwa dunia tidak kekal dan hanyalah sesuatu yang bersifat fana.
Allah ﷻ mencintai hamba-Nya yang zuhud terhadap dunia, yang menganggap dunia sebagai sesuatu yang remeh, dan minimnya kecintaan dirinya kepada dunia.
وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ، دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْـتُـهُ أَحَبَّنِيَ اللَّهُ، وَأَحَبَّنِيَ النَّاسُ. فَقَالَ: “اِزْهَدْ فِيْ الدُّنْـيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ.” رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهُ وَسَنَدُهُ حَسَنٌ.
Dari Sahl bin Sa’ad ﷺ ia berkata, “Seorang sahabat menemui Rasulullah ﷺ dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yang jika aku lakukan, aku akan dicintai oleh Allah dan manusia.’ Beliau bersabda, ‘Zuhudlah dari dunia, niscaya Allah akan mencintaimu dan zuhudlah dari apa yang ada pada manusia, niscaya mereka akan mencintaimu’.” (HR. Ibnu Majah)
Zuhud bisa kita lihat pada kesyukuran kita akan apa yang diberikan Allah ﷻ. Tak ada rasa ingin memiliki kepunyaan orang lain. Ketika kita bisa menjauhi rasa iri ketika orang lain mendapat kesenangan, bisa menjauhi rasa senang melihat kesusahan orang lain.
Ibu-ibu peserta pengajian |
Kita harus memikirkan bahwa tempat yang aman adalah rumah dan merasa cukup bisa makan hari ini. Dengan menyikapi dunia sedemikian, maka seolah ia sudah mengumpulkan dunia di rumahnya. Semua sudah dirasakan cukup sehingga tak ada lagi jiwa yang serba tak puas.
Demikian pembahasan tentang anjuran Rasulullah ﷺ agar memohon perlindungan pada Allah ﷻ dari jiwa yang tidak merasa puas. Semoga kita bisa menjadi hamba yang qanaah, menerima pemberian Allah ﷻ dan merasa cukup dengannya.