NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

7 Wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari Sebagai Panduan Hidup Muslim

MEDIA AN NUUR─Senin, 29 Agustus 2022, bakda jemaah salat Isya. Sebagaimana rutinitas, di Masjid An Nuur Sidowayah digelar pengajian malam Selasa di bawah asuhan Ustaz Danuri, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngreco. Pertemuan diawali dengan membaca Surat Al Fatihah dilanjutkan membaca Surat Asy Syura (42) ayat 45 sampai 51.

Ustaz Danuri
Ustaz Danuri sampaikan kajian

Malam ini, Ustaz Danuri menyampaikan tentang 7 wasiat Rasulullah ﷺ kepada Abu Dzar Al-Ghifari, sahabat terdekat Nabi yang terkenal paling baik, ramah, dan santun perangainya. Wasiat tersebut terdapat dalam sebuah hadis.

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ، وَأَنْ أَصِلَ رَحِمِيْ وَإِنْ جَفَانِيْ، وَأَنْ أُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، وَأَنْ أَتَكَلَّمَ بِمُرِّ الْحَقِّ، وَلاَ تَأْخُذْنِيْ فِي اللهِ لَوْمَةُ لاَئِمٍ، وَأَنْ لاَ أَسْأَلَ النَّاسَ شَيْئًا.

Dari Abu Dzar Ra, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) ﷺ berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia.

7 Wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari

Tujuh pesan yang disampaikan Rasulullah ﷺ ini tentu tidak terkhusus untuk Abu Dzar semata. Meski disebutkan wasiat ini disampaikan kepadanya, namun makna hadis ini tetap berlaku umum. Siapapun dianjurkan mengikuti sebagai perintah dari Nabi ﷺ.

1. Mencintai orang-orang miskin

Mencintai orang miskin adalah bentuk cinta kita kepada Allah ﷻ. Bahkan, orang yang tidak peduli kepada orang miskin termasuk orang yang mendustakan agama.

أَرَءَيْتَ الَّذِى يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
فَذٰلِكَ الَّذِى يَدُعُّ الْيَتِيمَ
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Ma'un: Ayat 1-3)

Jemaah ibu
Jemaah pengajian ibu-ibu

Karena itu juga wasiat Nabi ﷺ maka dengan mencintai orang miskin termasuk bukti cinta kita pada Rasulullah ﷺ. Dekat dengan orang miskin juga bagian dari melaksanakan wasiat tersebut.

2. Melihat ke bawah, tidak melihat ke atas

Hal ini dimaksudkan terkait keduniawian. Kita sebaiknya melihat orang di bawah kita, yang rezekinya di bawah kita, sehingga muncul rasa syukur atas rezeki yang terlimpah untuk kita.

Sebaliknya, tidak membandingkan dengan kekayaan orang di atas kita karena bisa menimbulkan rasa kufur.

3. Menyambung silaturahmi meski orang berlaku kasar

Wasiat Rasulullah ﷺ ini menganjurkan kita berbesar hati. Tetap menyambung silaturahmi kepada semua orang bahkan yang berlaku kasar kepada kita. Baik kasar dalam perkataannya maupun perbuatannya.

Menyambung silaturahmi banyak manfaatnya, termasuk memudahkan rezeki. Sebaliknya, memutus silaturahmi akan mempersempit jalan masuk rezeki.

4. Memperbanyak ucapan hauqalah

Ucapan hauqalah adalah melafalkan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh yang berarti, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.

Ucapan ini sebagai pengakuan bahwa kekuatan yang ada pada diri kita tak lain hanyalah pemberian dari Allah ﷻ. Jika tak ada pertolongan Allah ﷻ maka tidak akan kita memiliki daya upaya.

5. Mengatakan kebenaran meski pahit

Wasiat ini selaras dengan hadis berikut ini:

قُلِ اَلْحَقَّ، وَلَوْ كَانَ مُرًّا

Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan).” (HR. Ibnu Hibban)

Dalam kisah Nabi, kita jumpai bahwa Allah ﷻ menyuruh Nabi-Nya untuk menasehati orang kafir dengan kata-kata lembut, meskipun pahit menjalaninya.

6. Tak takut celaan dalam berdakwah

Sudah jamak lumrah dalam berdakwah akan selalu menemui rintangan dan tantangan. Mulai dari cibiran, gunjingan, hinaan, dan celaan. Bahkan rintangan-rintangan yang bersifat fisik. Apapun tantangan itu, kita tak boleh menyerah.

Jemaah pengajian
Jemaah bapak-bapak yang istikamah

Rasulullah ﷺ mewasiatkan agar tak takut pada celaan manusia dalam proses kita menyampaikan kebaikan dakwah. Memang bukan hal mudah untuk dilakukan. Tapi dengan keteguhan hati kita bisa melaluinya.

7. Tidak jadi peminta-minta pada orang lain

Begitu rendah derajat peminta-minta di hadapan Allah ﷻ sehingga Rasulullah ﷺ melarang umatnya agar tak jadi peminta-minta atau pengemis. Kebiasaan meminta-minta menjadikan kita hina di mata Allah ﷻ dan di mata manusia.

Demikianlah 7 wasiat yang disampaikan Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari, yang seyogianya juga menjadi perhatian bagi kita untuk melaksanakannya sebagai bentuk kecintaan pada Rasulullah ﷺ. Wasiat yang baik sekaligus mengangkat derajat kita menjadi pribadi muslim yang unggulan.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822