MEDIA AN NUUR─Kita diperintahkan untuk menyembah Allah secara terus-menerus hingga akhir hayat, sampai saat kita dipanggil oleh-Nya. Ibadah yang terhenti di tengah jalan tanpa keteguhan hingga akhir hanya akan menjadi sia-sia.
Ibarat salat, kita sudah takbiratul ikhram sampai duduk tahiyat akhir lalu kita buang angin dan batal wudunya, maka menjadikan salat kita yang sudah sampai tahiyat akhir itu tidak sah, tidak dianggap dan sia-sia.
![]() |
| Ustaz Didik Efendi mengajak istikamah dalam ketaatan pada Allah |
Begitu juga, ketika berpuasa dari sahur meyambut fajar, siang yang panas kita tahan makan dan minum, sampai sore menjelang magrib mendadak kita tidak sanggup lagi menahan lapar atau haus dan kita minum. Maka, sia-sialah ia menahan lapar dari subuh itu.
Seorang anak belajar di sekolah dasar, dari kelas satu sampai kelas lima dia belajar dengan baik. Tugas dikerjakan dan berprestasi. Namun, di kelas enam ia keluar karena suatu sebab, maka ia tidak akan mendapat ijazah dan sia-sialah lima tahunnya.
Begitulah ketika kita beribadah kepada Allah, maka harus tuntas sampai akhir hayat. Dari balig sampai dewasa dan tua taat pada Allah, tapi sebelum ajal tiba, ia mendadak ingkar pada Allah, maka amal sepanjang usianya sia-sia, dan itulah su'ul khatimah.
![]() |
| Jemaah Subuh Masjid An Nuur Sidowayah |
Maka dari itu, kita dituntut untuk istikamah. Selalu berusaha menjaga tekad keimanan. Agar bisa istikamah dalam menjaga ketaatan kita kepada Allah Swt., maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Hal pertama dan utama adalah medasari dengan niat yang ikhlas lillahi ta'ala. Dari niat kuat itu maka akan menumbuhkan semangat juang gigih dalam mempertahankan amalan. Meski badai menghadang, kita akan menembusnya, tanpa mau menyerah.
Seandainya yang masuk surga itu ada 100 maka pastikan kita termasuk di antaranya. Kalau yang masuk surga hanya sepuluh, maka kita salah satunya. Dan jika yang masuk surga hanya satu maka pastikan itu diri kita. Itulah tekad.
Tekad yang muncul dari niat itu akan menjadi sangat kuat. Kita semua ingin masuk surga dengan rida Allah, maka apapun yang terjadi kita akan terus berusaha meraihnya. Dan Allah akan memberikan jalan kemudahan.
مَنْ خَافَ أَدْلَجَ، وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ المَنْزِلَ، أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ، أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الجَنَّةُ
“Barang siapa yang takut, maka ia akan berangkat lebih awal; dan siapa yang berangkat lebih awal, akan sampai ke tujuan. Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, barang dagangan Allah itu adalah surga.” (HR. Tirmidzi)
Seorang hamba yang benar-benar ingin meraih surga harus memiliki rasa takut kepada Allah dan tekad kuat untuk segera beramal. Rasa takut itulah yang mendorongnya “berangkat lebih dulu,” yakni tidak menunda-nunda ketaatan dan segera menjauhi maksiat.
Seperti seorang musafir yang berangkat lebih awal agar selamat sampai tujuan, demikian pula seorang mukmin yang bersungguh-sungguh dalam ibadah dan menjaga diri dari dosa akan lebih mudah mencapai rida Allah.
Surga adalah “barang dagangan Allah” yang sangat mahal, sehingga hanya bisa diraih oleh mereka yang bertekad kuat, sabar, dan terus berjuang hingga akhir hayat. Niat yang kuat harus mendasarinya.
![]() |
| Sarapan bersama |
Apapun yang direncanakan untuk dimulai besok sering kali tidak akan pernah terlaksana, sebab penundaan hanya melemahkan tekad dan mematikan semangat. Untuk itulah kita jangan sampai kita menunda niat kebaikan.
Jika benar-benar ingin berubah atau mencapai sesuatu, maka mulailah hari ini, sekecil apa pun langkahnya. Waktu terbaik bukan besok atau lusa, melainkan sekarang, karena kesempatan tidak menunggu dan niat yang ditunda sering hilang ditelan alasan.
Ringkasan kajian subuh di Masjid An Nuur Sidowayah, pada Jumat, 7 November 2025 dengan pemateri Ustaz H. Didik Efendi, S.T (Ketua MUI Kecamatan Weru)




