MEDIA AN NUUR─Allah memberikan rezeki kepada kita dan memerintahkan agar sebagian darinya diinfakkan sebagai bentuk ketaatan, karena melalui infak itulah Allah membuka pintu keberkahan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Tanpa iman, banyak manusia enggan mengeluarkan harta untuk diinfakkan karena menganggap seluruh kekayaan yang mereka miliki hanyalah hasil jerih payah dan kerja keras mereka sendiri. Mengeluarkan uang berarti mengurangi harta, padahal sebaliknya, ia akan menambah rezeki.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
![]() |
| Ustaz Syafi'i sampaikan keutamaan infak di jalan Allah |
Sesungguhnya, di balik setiap usaha ada campur tangan Allah yang membuka pintu rezeki, memudahkan langkah, dan menjaga kesehatan. Ketika kesadaran ini hilang, hati menjadi berat untuk berbagi, padahal infak justru menjadi jalan untuk membersihkan harta dan mendatangkan keberkahan.
Suhaib ar-Rumi adalah contoh sahabat yang tidak peduli pada hartanya ketika diperintahkan hijrah; demi menyelamatkan iman, ia rela meninggalkan seluruh kekayaannya di Mekah dan berkata kepada kaum Quraisy bahwa semua hartanya boleh mereka ambil asalkan ia diizinkan pergi menyusul Rasulullah. Sikapnya menunjukkan bahwa iman lebih berharga daripada harta apa pun.
Abu Bakar dan Umar adalah contoh teladan para sahabat yang tidak pernah sayang menginfakkan harta di jalan Allah. Abu Bakar pernah membawa seluruh hartanya untuk perjuangan Islam, sementara Umar datang dengan setengah dari kekayaannya sambil berharap kali itu bisa melebihi Abu Bakar. Keduanya menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya jauh lebih besar daripada keterikatan pada harta dunia.
Infak selain bentuk ketaatan, juga pintu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Harta yang dikeluarkan tidak akan berkurang, justru Allah lipat gandakan dan jadikan sebagai sumber ketenangan, keberkahan, serta penolong pada hari ketika tidak ada lagi manfaat selain amal kebaikan yang tulus. Berinfaklah dengan hati lapang, niscaya Allah lapangkan hidup kita.
Pengajian Ahad Pagi, 23 November 2025, di Masjid Al Hidayah Sangen, bersama Ust. H. Muhammad Syafi'i, M.Ag.


