MEDIA AN NUUR─Perkara yang bisa menyelamatkan dari neraka bukan hanya berasal dari ibadah mahdhah seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Amalan tersebut memang utama, tetapi Rasulullah ï·º juga mengajarkan bahwa ada banyak jalan menuju keselamatan yang Allah bukakan bagi hamba-Nya melalui amal sosial dan kemasyarakatan.
Ø£َلاَ Ø£ُØ®ْبِرُÙƒُÙ…ْ بِÙ…َÙ†ْ ÙŠَØْرُÙ…ُ عَÙ„َÙ‰ النَّارِ Ø£َÙˆْ تَØْرُÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ النَّارُ؟ عَÙ„َÙ‰ ÙƒُÙ„ِّ Ù‚َرِيبٍ Ù‡َÙŠِّÙ†ٍ سَÙ‡ْÙ„ٍ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang yang haram disentuh api neraka, atau neraka haram baginya? Yaitu setiap orang yang dekat (qarib), lemah lembut (hayyin), dan mudah bergaul (sahl).” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Rasulullah ï·º menjelaskan bahwa ada sifat-sifat yang bisa membuat seseorang terjaga dari api neraka. Neraka haram menyentuh orang yang qarib, hayyin, dan sahl. Dan ketiganya ini berhubungan dengan sosial kemasyarakatan bersama orang lain.
![]() |
| Ustaz Danuri mengajak untuk senang bermasyarakat |
Qarib berarti orang yang akrab, ramah, dan mudah didekati. Hayyin artinya lemah lembut, rendah hati, serta tidak sombong. Sedangkan sahl adalah orang yang mudah diajak bermuamalah, tidak mempersulit, dan lapang dada.
Imam Al Mubarakfuri menerangkan bahwa sifat-sifat ini menunjukkan pentingnya akhlak dalam kehidupan sosial. Adanya sikap ramah, tawadhu, dan mudah bergaul dengan sesama pun menjadi sebab seseorang dijauhkan dari neraka. Akhlak mulia inilah yang membuat seorang mukmin disenangi manusia dan diridai Allah.
Banyak orang memilih menjauhi kehidupan bermasyarakat dengan alasan ingin menghindari pergaulan buruk, seperti kebiasaan bergosip atau perilaku yang sia-sia. Padahal, justru di tengah masyarakat kita bisa melatih dan menerapkan tiga sifat di atas.
Sebenarnya, lebih jauh dari itu, dengan berinteraksi secara baik, seorang mukmin dapat menghadirkan teladan akhlak sekaligus menjadi penyebar kebaikan. Menjadi ladang dakwah secara langsung melalui keteladanan.
Bahkan kita perlu hati-hati terhadap rasa enggan bergaul yang muncul karena merasa lebih tinggi, lebih alim, lebih paham agama, dan tidak selevel dengan orang-orang di sekitarnya. Sikap seperti ini bisa menyeret kepada kesombongan.
Seorang mukmin semestinya tetap rendah hati, mau mendekat, serta memberikan manfaat kepada lingkungannya, karena di situlah letak kemuliaan akhlak. Jangan malah menjauhkan diri dari masyarakat.
Kajian Malam Selasa (Senin, 8 September 2025) bakda Salat Isya di Masjid An Nuur Sidowayah dengan pemateri Ustaz H. Danuri, M.Ag (Ketua PRM Ngreco)


