NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

Sabar dalam Ketaatan

MEDIA AN NUUR─Salah satu akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam Islam adalah sabar, yaitu kemampuan menahan diri dalam menghadapi ujian, cobaan, maupun godaan. Sifat ini menjadi penentu kesuksesan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Dengan sabar seseorang dapat tetap teguh menjalankan ketaatan, menjauhi larangan, dan menerima takdir Allah dengan lapang dada. Kesabaran inilah yang menjadi kunci kemenangan dakwah para Nabi serta jalan menuju keridaan Allah.

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ

Bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana sabarnya para rasul yang memiliki keteguhan hati (Ulul Azmi).” (QS. Al-Ahqaf: 35)

Sabar terbagi menjadi tiga, yakni sabar dalam taat, sabar menjauhi maksiat, dan sabar menghadapi takdir Allah, dan di antara ketiganya sabar menjauhi maksiat sering lebih berat karena berhadapan langsung dengan dorongan hawa nafsu serta godaan syahwat.

إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَمَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ

Apabila aku perintahkan sesuatu kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian, dan apabila aku larang kalian dari sesuatu maka tinggalkanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustaz Fauzan
Ustaz Fauzan ajak bersabar dalam ketaatan pada Allah

Dalam menjalankan perintah ibadah ada keringanan sesuai kemampuan, sedangkan dalam larangan Allah, kewajiban seorang muslim adalah menjauhinya sepenuhnya tanpa pengecualian. Larangan Allah jika kita abaikan akan membawa keburukan.

Sabar dalam ketaatan juga lebih utama, karena ia menjadi landasan tegaknya agama dan membutuhkan ketekunan terus-menerus sepanjang hidup. Setiap ibadah memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, juga konsistensi, dan itu perlu kesabaran.

Sabar dalam ketaatan juga menjadi sebab Allah masih menunda datangnya kiamat, karena masih ada hamba-hamba yang beribadah, berzikir, dan menegakkan ketaatan kepada-Nya. Selama masih ada orang yang sabar dalam taat, rahmat Allah tetap tercurah, bumi masih diberkahi, dan azab besar belum diturunkan.

Keimanan seorang muslim tidak akan hilang hanya karena ia berbuat dosa, selama ia tidak menyekutukan Allah atau murtad dari agama-Nya. Dosa-dosa selain syirik masih mungkin diampuni oleh Allah dengan syarat ia bertobat dengan sungguh-sungguh, menyesali perbuatannya, meninggalkannya, dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah engkau bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena menginginkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya, dan keadaannya sudah melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)

Kita juga hendaklah bersabar dalam memilih lingkungan pergaulan, yakni bersama orang-orang yang tekun beribadah dan selalu mengingat Allah, karena merekalah yang akan menguatkan iman serta menjaga kita dari lalai dan terjerumus pada godaan dunia.

Pengajian warga Sidowayah RT 01 RW 06 di rumah Bapak Sukiran pada 18 September 2025, bersama Ustaz Fauzan Abu Darda (asatiz Ma’had Ittiba’us Sunnah Tawang, Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822