NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

Bersyahadat karena Cinta

MEDIA AN NUUR─Seorang yang bersyahadat melakukannya karena dorongan cinta kepada Allah, sehingga ia membenci segala sesuatu yang dapat merusak ikrar tauhid, yakni perbuatan menyekutukan-Nya; hatinya selalu terpaut pada-Nya dan lisannya tiada jemu menyebut asma Allah dalam setiap kesempatan.

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

Cinta pada Allah
Ustaz Fauzan mengajak dalam bersyahadat berdasarkan cinta pada Allah

Contohnya, ketika seseorang mengalami sakit menahun lalu ia percaya bahwa dengan meminum air dari suatu tempat yang dikeramatkan akan sembuh, maka hal itu termasuk perbuatan menjadikan tandingan bagi Allah, karena menggantungkan harapan kesembuhan bukan kepada-Nya.

ثَلَاثٌ مَن كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Ada tiga perkara, barang siapa terdapat pada dirinya, niscaya ia akan merasakan manisnya iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang tidaklah ia cintai kecuali karena Allah, dan (3) ia benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jamaah Subuh
Jamaah Subuh Masjid An Nuur Sidowayah

Manisnya iman hanya dapat dirasakan oleh orang yang benar-benar menempatkan Allah dan Rasul-Nya sebagai cinta tertinggi, mencintai sesama mukmin murni karena Allah, serta memiliki kebencian yang mendalam terhadap kekufuran sebagaimana ia sangat membenci jika dilemparkan ke dalam api neraka. Tiga perkara ini menjadi tanda bahwa imannya hidup, kuat, dan memberi kenikmatan batin dalam ketaatan.

Inti dari syahadat adalah tunduk sepenuhnya kepada Allah dengan menjauhi segala bentuk thaghut, yakni apa saja yang diagungkan, ditaati, atau disembah selain Allah; karena bersyahadat berarti menolak segala sekutu bagi-Nya.

Dalam kehidupan sehari-hari, menjauhi thaghut bisa diwujudkan dengan tidak mempercayai kekuatan gaib selain Allah, tidak menjadikan hawa nafsu sebagai pengendali hidup, serta tidak mengikuti aturan atau kebiasaan yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat. Dengan itu, seorang mukmin menjaga kemurnian tauhidnya sekaligus mengokohkan manisnya iman dalam hati.

فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Karena itu, barang siapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256)

Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 19 September 2025 bersama Ustaz Fauzan Abu Darda (asatiz Ma’had Ittiba’us Sunnah Tawang, Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822