MEDIA AN NUUR─Tidak semua orang mengalami azab kubur, begitu pula tidak semua mendapat nikmat kubur, dan tidak semua menjalani fitnah kubur. Hal ini tergantung pada keadaan iman dan amal seseorang semasa hidupnya.
Orang-Orang yang Dibebaskan Fitnah Kubur
Ada yang langsung mendapatkan ketenangan dan kemuliaan, ada pula yang disiksa karena dosa-dosa yang belum diampuni, sementara sebagian lainnya dikecualikan dari pertanyaan malaikat (fitnah kubur) sesuai dengan kehendak Allah dan keadaan khusus mereka.
Orang yang Mati Syahid
Mereka yang mati syahid dalam perjuangan di jalan Allah mendapat keistimewaan besar, salah satunya adalah tidak mengalami fitnah kubur, yaitu pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Karena itu, para sahabat Nabi Saw., menyambut panggilan jihad dengan semangat dan keyakinan penuh.
Bagi mereka, jika tetap hidup berarti meraih kemenangan, dan jika wafat maka menjadi syahid yang dimuliakan. Mereka memahami bahwa mati di jalan Allah bukanlah kerugian, melainkan kemuliaan yang dijanjikan surga.
يُجَاءُ بِالرَّجُلِ مِنَ الَّذِينَ اسْتُشْهِدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَيُوقَفُ بَيْنَ يَدَيْ رَبِّهِ، فَيُوضَعُ تَاجُ الْوَقَارِ عَلَى رَأْسِهِ، وَيُجَارُ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ
“Didatangkan seseorang yang mati syahid di jalan Allah, lalu ia dihadapkan di hadapan Rabb-nya. Diletakkan padanya mahkota kehormatan di atas kepalanya dan ia dijaga dari fitnah kubur.” (HR. Ibnu Majah)
![]() |
Ustaz Arif Fahrudin sebutkan siapa saja yang bebas dari fitnah kubur |
Seorang muslim yang mati dalam keadaan syahid adalah karunia agung dari Allah Swt., salah satunya ia akan terbebas dari pertanyaan dan ujian kubur yang berat bagi kebanyakan manusia.
Keutamaan orang mati syahid: Pertama, dosanya diampuni sejak tetesan darah pertamanya mengalir. Kedua, ia langsung diperlihatkan tempatnya di surga saat meninggal, sehingga banyak dari mereka yang wafat dalam kondisi tersenyum. Ketiga, mereka diselamatkan dari fitnah kubur, bebas dari pertanyaan malaikat dan siksa alam kubur.
Keempat, mereka juga diamankan dari goncangan dahsyat pada hari kiamat. Kelima, ketika memasuki surga, mereka diberi mahkota kemuliaan yang terbuat dari yakut, sebagai simbol kehormatan yang tinggi. Keenam, mereka pun mendapat hadiah tujuh puluh bidadari surga sebagai balasan atas kesabaran dan pengorbanan mereka.
Bahkan, siapa saja yang benar-benar berharap mati syahid dengan niat yang ikhlas, maka Allah akan memberinya derajat kemuliaan orang syahid, meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya, sebagaimana sabda Nabi Saw., berikut ini:
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ، بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ، وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
“Barangsiapa memohon kepada Allah mati syahid dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan menyampaikannya ke derajat para syuhada, meskipun ia wafat di atas tempat tidurnya.” (HR. Muslim)
Keutamaan inilah yang menjadi motivasi besar bagi para sahabat dan generasi setelahnya untuk mencintai jihad di jalan Allah dan menjadikan syahid sebagai cita-cita tertinggi dalam hidupnya.
Gugur Saat Ribath
Ribath adalah berjaga di perbatasan wilayah Islam untuk membela agama, merupakan salah satu bentuk kemuliaan besar yang dijanjikan Allah Swt. Orang yang mati dalam keadaan ribath dihitung sebagai syahid, maka juga diselamatkan dari fitnah dan siksa kubur.
كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الَّذِي مَاتَ مُرَابِطًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَإِنَّهُ يَنْمُو لَهُ عَمَلُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ فَتَّانِ الْقَبْرِ
“Setiap orang yang mati, amalnya terputus kecuali orang yang mati dalam keadaan ribath (berjaga di jalan Allah). Maka amalnya terus bertambah hingga hari kiamat dan ia dijaga dari fitnah kubur.” (HR. Abu Dawud)
Keutamaan ribath sangatlah agung. Pertama, amalnya dicatat sebagai amal jariah yang terus mengalir pahalanya walaupun ia telah wafat. Kedua, satu hari menjalani ribath lebih utama daripada puasa dan salat malam selama sebulan penuh.
![]() |
Jamaah Subuh Masjid An Nuur Sidowayah |
Ketiga, orang yang gugur dalam ribath mendapatkan rezeki di alam kuburnya berupa kenikmatan dari makanan surga, atau rezeki itu dialirkan kepada keluarganya di dunia. Semua ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan mereka yang ikhlas menjaga agama Allah Swt.
Meninggal Hari Jumat
Orang yang meninggal pada malam atau hari Jumat termasuk salah satu tanda husnul khatimah dan mendapat keistimewaan berupa penjagaan dari fitnah kubur.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Tidak ada seorang Muslim pun yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad)
Namun, keutamaan ini tidak berlaku secara mutlak tanpa usaha. Syaratnya tentu adalah bahwa orang tersebut termasuk hamba yang taat kepada Allah, menjaga salat, menjauhi maksiat, dan senantiasa berusaha menjalani hidup sesuai ajaran Islam.
Maka, sejatinya, kematian di hari atau malam Jumat menjadi anugerah besar bagi orang-orang yang telah mempersiapkan bekal takwa sepanjang hidupnya. Bukan untuk sembarang orang, apalagi yang tidak beriman dan berislam.
Meninggal Sakit Perut dan Wabah
Meninggal karena sakit perut atau karena terkena wabah termasuk dalam kategori mati syahid sebagaimana yang dijelaskan dalam berbagai hadis Nabi. Ini menunjukkan bahwa syahid tidak hanya diperoleh di medan perang, tetapi juga bisa diraih melalui musibah dan penyakit tertentu yang dihadapi dengan sabar dan tetap dalam ketaatan.
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ
“Dan barang siapa yang meninggal karena sakit perut, maka ia syahid.” (HR. Muslim)
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Tha’un (wabah) adalah syahid bagi setiap Muslim.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mereka yang wafat karena sakit perut termasuk pula wanita yang meninggal karena melahirkan, serta mereka yang meninggal karena wabah penyakit, mendapat keistimewaan sebagai syuhada. Sebagian ulama juga menjelaskan bahwa mereka termasuk orang-orang yang dilindungi dari fitnah kubur.
![]() |
Sarapan bersama |
Dengan mengetahui siapa saja yang diberi keistimewaan oleh Allah untuk terbebas dari fitnah kubur, maka hal ini semestinya menjadi motivasi bagi kita untuk memperbaiki keimanan dan memperbanyak amal saleh.
Kematian adalah sesuatu yang pasti, cara kita menjalani hidup dan akhir yang kita dapatkan sangat menentukan kondisi kita di alam kubur. Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang diberi husnul khatimah dan dilindungi dari azab serta fitnah kubur.
Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 25 Juli 2025 bersama Ustaz Arif Fahrudin, S.Pd.I (pengasuh Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PCM Weru)