NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

KHGT: Upaya Menyatukan Umat Islam Lewat Satu Kalender

MEDIA AN NUUR—Pernah gak sih kita merasa bingung kenapa umat Islam bisa beda hari dalam memulai puasa Ramadan atau Idulfitri? Ada yang sudah mulai tarawih, sementara tetangganya masih santai nonton TV. Ada yang sudah takbiran, sementara masjid di sebelah masih azan isya dan lanjut salat tarawih. Padahal, semuanya sama-sama muslim. Kok bisa berbeda?

Perbedaan ini terjadi karena umat Islam sampai saat ini belum memiliki kalender Hijriah yang disepakati bersama secara global. Ada yang menentukan awal bulan dengan cara melihat hilal (bulan sabit) langsung atau disebut metode rukyat, dan ada juga yang menggunakan perhitungan astronomi atau hisab.

Keduanya memiliki dasar, tapi hasilnya bisa berbeda tergantung pada lokasi, cuaca, dan metode yang dipakai. Akibatnya, umat Islam sering memulai Ramadan, Idulfitri, atau Iduladha pada hari yang tidak sama. Perbedaan yang sampai sekarang tak kunjung berakhir.

Kajian remaja
Kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah

Melihat kenyataan ini, Muhammadiyah menawarkan sebuah solusi besar: KHGT, singkatan dari Kalender Hijriah Global Tunggal. Ini adalah gagasan untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia agar menggunakan satu sistem kalender Hijriah yang sama, berbasis hisab (perhitungan astronomi) yang bersifat global.

Dengan KHGT kita bisa mempersatukan awal ibadah, sekaligus memberi kepastian dan ketertiban dalam kehidupan umat Islam yang semakin global. Menjadi kalender yang mapan seperi kalender Masehi yang sudah disepakati seluruh dunia.

Salah satu konsep penting dalam KHGT adalah penggunaan satu matlak dunia. Matlak artinya wilayah atau titik geografis yang dijadikan acuan penentuan awal bulan. Jika selama ini umat Islam menggunakan matlak lokal—artinya setiap negara atau daerah menentukan sendiri awal bulan berdasarkan posisi bulan di wilayahnya—maka KHGT mengusulkan agar umat Islam menggunakan matlak global.

Artinya, jika hilal sudah tampak atau bisa dipastikan muncul di mana pun di bumi ini, maka seluruh umat Islam di dunia bisa menetapkan awal bulan Hijriah yang sama. Satu lokasi sudah muncul bula sabit baru, maka lokasi lain di belahan bumi mana pun mengikutinya.

Sebagai contoh, jika hilal telah tampak atau bisa dipastikan muncul di langit Chile atau Maroko, maka umat Islam di Indonesia, Malaysia, bahkan Amerika pun bisa langsung mengikuti dan memulai bulan baru.

Ini sangat mungkin dilakukan karena posisi bulan di langit itu sebenarnya berlaku secara global, dan dengan teknologi hisab yang sangat akurat, kita bisa mengetahuinya tanpa harus menunggu pengamatan manual di setiap tempat.

Tentu, usulan ini tidak sembarangan. Muhammadiyah menyusun KHGT berdasarkan dalil-dalil syar’i. Dalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa jumlah dan urutan bulan itu tetap. Artinya, dengan ilmu dan teknologi, peredaran bulan bisa dihitung secara pasti.

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا

Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan…” (QS. At-Taubah: 36)

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ

Berpuasalah karena melihat hilal, dan berbukalah karena melihat hilal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Muhammadiyah memahami bahwa maksud “melihat” hilal di zaman Nabi adalah untuk mengetahui awal bulan, bukan semata-mata melihat dengan mata telanjang. Maka, dalam konteks zaman modern, “melihat” itu bisa berarti “mengetahui dengan pasti” lewat hisab.

Dengan KHGT, Muhammadiyah ingin menyatukan umat Islam, bukan memaksa, tapi mengajak dengan ilmu dan dalil. KHGT sudah menjadi keputusan resmi dalam Muktamar Muhammadiyah, dan terus disosialisasikan agar umat Islam bisa memahami pentingnya persatuan dalam ibadah.

Kenapa belum semua umat Islam mengikuti KHGT? Jawabannya karena sebagian umat masih memegang metode yang berbeda, dan perlu waktu untuk menyatukan pemahaman. Tapi langkah Muhammadiyah ini adalah awal dari upaya besar menuju kesatuan umat, bukan hanya dalam fikih, tapi juga dalam semangat kebersamaan.

Jadi, sebagai remaja Muhammadiyah, kita perlu tahu dan bangga bahwa KHGT adalah salah satu bentuk ijtihad Muhammadiyah yang maju dan berpijak pada ilmu. Ini sebenarnya juga jadi bukti bahwa Islam bisa maju tanpa meninggalkan syariat. Mari kita dukung dan pahami KHGT, agar ke depan umat Islam benar-benar bisa satu dalam langkah dan waktu.

Kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah pada Ahad, 6 Juli 2025 bakda Salat Isya, pemateri Bapak Wakhid Syamsudin (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822