NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

Keimanan Tanpa Keraguan

MEDIA AN NUUR─Seorang yang meyakini keesaan Allah tanpa keraguan adalah keimanan yang sejati. Diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Keimanan meningkat dengan ketaatan dan menurun dengan kemaksiatan.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا۟ وَجَـٰهَدُوا۟ بِأَمْوَٰلِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّـٰدِقُونَ ۝

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurat: Ayat 15)

Ust Fauzan
Ustaz Fauzan menyampaikan agar tidak ragu dalam keimanan

Syarat benarnya keimanan itu adalah tidak adanya keragu-raguan. Ketika ada kebimbangan maka ia akan berada pada kemunafikan. Orang yang ragu tak akan menyambut panggilan jihad di jalan Allah, baik dengan harta maupun jiwanya.

إِنَّمَا يَسْتَـْٔذِنُكَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَٱرْتَابَتْ قُلُوبُهُمْ فَهُمْ فِى رَيْبِهِمْ يَتَرَدَّدُونَ ۝

Sesungguhnya yang meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.” (QS. At Taubah: Ayat 45)

Ayat ini menerangkan bahwa orang yang enggan ikut berjuang (dalam konteks perang atau jihad pada zaman Nabi Saw.) dan malah mencari-cari alasan adalah mereka yang tidak benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.

Mereka memiliki keraguan dalam hati dan hidup dalam kebimbangan dan terus-menerus diliputi keraguan. Sikap ini menunjukkan ciri-ciri kebalikan dari keimanan sejati, yakni penuh keraguan dan tidak siap berkorban.

Subuh
Jamaah Subuh Masjid An Nuur Sidowayah

Dalam sebuah perjalanan (safar), Rasulullah Saw., terbangun dari tidur. Ketika membuka mata dan menyaksikan keadaan sekeliling, beliau pun mengucapkan kalimat penuh keyakinan dan kepasrahan kepada takdir:

“Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki tidak akan terjadi.” Setelah itu, beliau menoleh kepada para sahabat dan mulai bertanya satu per satu tentang amal mereka di hari itu.

Beliau bersabda: “Siapa di antara kalian yang hari ini telah berwudu? Siapa yang hari ini telah bersedekah?” Para sahabat menyatakan telah melakukannya.

Pertanyaan-pertanyaan itu bukan sekadar menyelidik, melainkan membimbing—mengarahkan perhatian sahabat kepada amalan-amalan yang tampak ringan namun sangat besar nilainya di sisi Allah.

Kemudian Nabi Saw., menyampaikan sebuah kabar gembira yang agung: “Barangsiapa yang bertemu Allah dalam keadaan bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan ia meyakininya dari dalam hatinya, maka ia akan masuk surga.”

Sarapan bersama
Sarapan bersama setelah kajian Subuh

Kisah ini menegaskan pentingnya keyakinan dalam hati, keikhlasan dalam amal, dan kesungguhan dalam menjalani hidup sebagai hamba Allah. Sebab iman yang benar, yang tertanam kuat dalam dada, adalah kunci untuk meraih surga yang kekal.

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِىٓ إِلَيْهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدُونِ ۝

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.” (QS. Al Anbiya: Ayat 25)

Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 18 Juli 2025 bersama Ustaz Fauzan Abu Darda (asatiz Ma’had Ittiba’us Sunnah Tawang, Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822