MEDIA AN NUUR─Selama ruh masih bersemayam di dalam tubuh, itu pertanda bahwa Allah masih memberi kita rezeki. Ketika rezeki kita telah habis, maka di situlah usia kita juga berakhir. Artinya, kehidupan dan rezeki berjalan beriringan sesuai ketetapan-Nya.
Bersungguh-sungguh Mencari Rezeki
Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya. Saat kita bersungguh-sungguh dalam ikhtiar, walau dalam keterbatasan, Allah akan membuka jalan dan mendatangkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Banyak contoh dalam sejarah.
Siti Hajar, yang berlari bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah demi mencari air untuk putranya, Nabi Ismail As. Meskipun tidak menemukan air di tempat ia berlari, tapi karena usaha maksimal dan keikhlasannya, Allah menghadiahkan mata air zam-zam yang mengalir hingga kini.
![]() |
Ustaz Ilham terangkan tentang jenis rezeki |
Nabi Musa As., ketika dikejar oleh pasukan Raja Firaun, berada dalam posisi terpojok di tepi laut. Namun dengan keyakinan penuh dan kepercayaan kepada pertolongan Allah, laut pun terbelah membuka jalan keselamatan baginya dan umatnya.
Dari kisah-kisah ini kita belajar bahwa usaha dan tawakal harus berjalan beriringan. Allah melihat perjuangan hamba-Nya, dan pertolongan-Nya datang tepat waktu. Bukan lebih cepat, bukan pula terlambat.
Jenis-Jenis Rezeki Menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an menyebutkan bahwa rezeki datang dalam berbagai bentuk dan tingkat. Dalam kajian kali ini, dibahas satu per satu jenis rezeki tersebut, sehingga kita bisa memahaminya.
1. Rezeki yang Sudah Dijamin oleh Allah
Allah telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk hidup yang luput dari perhatian Allah dalam hal rezeki. Contoh nyata di alam menunjukkan hal ini:
Burung yang keluar pagi hari dalam keadaan lapar, kembali ke sarangnya pada sore hari dalam keadaan kenyang. Rezekinya dijamin, tetapi tetap harus dicari.
Cicak, meskipun hanya merayap di dinding, ia bisa mendapatkan makanan berupa nyamuk yang bisa terbang. Allah memberinya lidah panjang dan lengket agar bisa menangkap mangsanya. Semua ini menunjukkan bahwa rezeki sudah dijamin, tetapi tetap disertai usaha dari makhluk tersebut.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
“Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)
2. Rezeki Karena Bersyukur
Allah tidak hanya menjamin rezeki, tetapi juga menjanjikan penambahan rezeki bagi siapa saja yang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Semakin kita bersyukur, maka semakin banyak pula rezeki yang akan Allah tambahkan.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Contoh nyata dari hamba yang pandai bersyukur adalah Nabi Sulaiman As. Meski diberi kekuasaan luar biasa, mampu memerintah manusia, jin, bahkan angin, beliau tetap merendah dan selalu memuji Allah. Karena sikap syukurnya, Allah terus menambahkan nikmat kepadanya.
Namun sebaliknya, banyak manusia yang justru lalai ketika diberi rezeki. Bukannya bersyukur, malah menjadi sombong, rakus, bahkan sampai melakukan korupsi dan penyelewengan. Ketika syukur ditinggalkan, maka keberkahan rezeki pun hilang.
![]() |
Suasana kajian bakda Salat Subuh |
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw., mengingatkan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita, salah satu sebabnya adalah tidak bersyukur kepada suami atas nafkah dan kebaikan yang telah diberikan.
Beliau berkata, “Aku melihat ke dalam neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita.” Para sahabat bertanya: “Kenapa demikian, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Karena mereka banyak mengingkari (kebaikan suami). Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang tahun, kemudian ia melihat sesuatu yang tidak ia sukai darimu, niscaya ia akan berkata: 'Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.'” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syukur itu dilafalkan dalam ucapan, kemudian juga dalam sikap menerima, menggunakan nikmat pada jalan yang benar, dan menjauhi keluh kesah. Rezeki tidak selalu bertambah karena kerja keras semata, tapi karena syukur yang terus dipelihara.
3. Rezeki yang Tak Terduga
Allah menyediakan jenis rezeki yang datang dari arah yang tidak disangka-sangka, khusus bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Rezeki ini tidak bergantung pada logika atau perhitungan manusia, melainkan murni karunia dari Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki.
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا • وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍۢ قَدْرًۭا
“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah menjadi penolongnya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2–3)
Kunci utama untuk mendapatkan rezeki jenis ini adalah takwa, yaitu dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Allah akan memberikan kecukupan baginya dan dimudahkan segala urusan.
Kadang manusia buntu menghadapi masalah dan merasa tidak ada jalan keluar. Namun Allah, dengan kehendak-Nya yang tak terbatas, mampu mengubah keadaan secara tiba-tiba. Maka, saat mengalami kesulitan dan masalah, solusi terbaik adalah berserah diri kepada Allah dan menjaga ketaatan.
Jangan mengandalkan logika semata dalam hidup. Banyak hal yang berada di luar kendali dan akal kita. Ketika kita menjaga takwa dan tawakal, maka pertolongan Allah akan datang tepat waktu, bahkan dari arah yang tidak pernah kita perkirakan.
4. Rezeki Karena Istigfar
Salah satu pintu rezeki yang sering dilupakan oleh banyak orang adalah istigfar, yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahan. Padahal, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa istighfar bukan hanya menghapus dosa, tapi juga mengundang datangnya rezeki dan memudahkan segala urusan.
فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًۭا • يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًۭا • وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍۢ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّـٰتٍۢ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَـٰرًۭا
“Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sungguh, Dia adalah Maha Pengampun; niscaya Dia akan menurunkan hujan lebat dari langit kepadamu, dan Dia akan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai.'” (QS. Nuh: 10–12)
![]() |
Nikmatnya sarapan lontong sayur bersama-sama |
Istighfar bukan hanya amalan ruhani semata, tapi juga kunci keberkahan hidup. Dengan memperbanyak istigfar, Allah menurunkan hujan (simbol rezeki dari langit), memperbanyak harta dan keturunan, serta memberikan kebun dan sungai (simbol kemakmuran dan ketenangan).
Para ulama terdahulu membiasakan istigfar ratusan hingga ribuan kali dalam sehari, karena mereka meyakini rezeki dan kemudahan urusan terletak dalam ampunan Allah. Maka, jangan remehkan istigfar. Sempatkan setiap waktu untuk istigfar.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung dan aku bertobat kepada-Nya.”
Akhirnya, kesimpulan yang bisa kita ambil adalah, kita wajib berikhtiar semaksimal mungkin, tapi hasilnya serahkan kepada Allah. Rezeki datang bukan hanya dari usaha, tapi juga dari takwa, syukur, dan istigfar.
Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah Jumat Berkah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 4 Juli 2025 bersama Ustaz Muhammad Ilham, S.Ag (Mudir PPTQ Muhammadiyah Atmo Wahjono Weru)