NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Sedekah dari Hasil Korupsi

MEDIA AN NUUR—Dalam Islam, silaturahmi dan sedekah adalah dua amalan yang sangat mulia dan penuh pahala. Silaturahmi dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Sedekah pun menjadi sebab dihapuskannya dosa, mendatangkan keberkahan, dan menjadi pelindung dari siksa api neraka.

Namun, kedua amalan ini akan kehilangan nilainya jika dilakukan dengan harta yang diperoleh dari jalan dosa. Rasulullah Saw. memberikan peringatan keras bahwa sumber harta sangat menentukan diterima atau tidaknya amal seseorang.

مَنِ اكْتَسَبَ مَالًا مِنْ إِثْمٍ، فَصَلَ بِهِ رَحِمًا، أَوْ تَصَدَّقَ بِهِ، أَوْ أَنْفَقَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، جَمَعَهُ اللَّهُ جَمِيعًا، ثُمَّ قَذَفَهُ فِي النَّارِ (رواه أبو داود)

"Barang siapa memperoleh harta dari dosa, lalu ia menyambung silaturrahmi dengannya, atau bersedekah dengannya, atau menginfakkannya di jalan Allah, niscaya Allah akan menghimpun semuanya, kemudian melemparkannya ke dalam neraka." (HR. Abu Dawud)

Ustaz Danuri
Ustaz Danuri menerangkan tentang hukum beramal saleh dengan harta dari dosa

Meski bentuk amalnya baik, seperti sedekah atau menyambung silaturrahmi, jika hartanya diperoleh secara haram—misalnya melalui penipuan, riba, korupsi, atau hasil maksiat lainnya—maka amal tersebut tidak akan diterima dan bahkan menjadi sebab masuk neraka.

Ini menjadi pelajaran penting bagi kita bahwa dalam beramal, tidak cukup hanya memperhatikan bentuk dan tujuannya saja, tetapi juga harus memastikan bahwa sarana yang digunakan adalah halal dan bersih.

Amal saleh harus dibangun di atas fondasi yang baik, yaitu rezeki yang halal. Jangan sampai seseorang merasa telah berbuat baik dengan sedekah atau membantu keluarga, padahal hartanya berasal dari perbuatan dosa, yang justru menyeretnya ke dalam murka Allah.

Korupsi adalah salah satu contoh nyata perolehan harta dari dosa. Seorang koruptor sering kali sudah memiliki gaji yang besar dan fasilitas yang cukup, namun tetap merasa kurang karena memperturutkan hawa nafsu.

Inilah bukti bahwa nafsu manusia tidak akan pernah puas, bahkan sekalipun dunia sudah digenggamnya. Lebih parah lagi, korupsi membuat seseorang kehilangan akal sehat dan nurani.

Harta hasil korupsi yang digunakan untuk bersedekah, membangun tempat ibadah, dan amal saleh lainnya, maka semua itu tidak diterima di sisi Allah. Sebaliknya, seluruh harta itu akan dikumpulkan dan menjadi bahan bakar baginya di neraka.

Untuk itu, penting bagi setiap muslim agar memastikan bahwa rezeki yang didapat adalah dari jalan yang halal, agar amal-amalnya pun bernilai di sisi Allah. Semoga Allah jauhkan kita dari cara dosa dalam memperoleh rezeki. Aamiin.

Kajian Malam Selasa pada 26 Mei 2025 di Masjid An Nuur Sidowayah bersama Ketua Ranting Muhammadiyah Ngreco, Ustaz H. Danuri, M.Ag.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822