NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Bersabar dalam Keimanan Berbuah Pahala Tak Terhingga

MEDIA AN NUUR─Rabu, 31 Januari 2024. Pengajian warga Sidowayah RT 02 RW 06 bertempat di rumah Bapak Basrowi-Ibu Yuli. Kajian disampaikan oleh Ustaz Fauzan, yang mengulas firman Allah dalam Surat An Nahl ayat ke 95 sampai 97.

وَلَا تَشْتَرُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗ اِنَّمَا عِنْدَ اللّٰهِ هُوَ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Dan janganlah kamu jual perjanjian (dengan) Allah dengan harga murah, karena sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. An-Nahl 16: Ayat 95)

Dijelaskan pada ayat di atas, bahwa kita lahir telah terikat janji kepada Allah. Janji itu adalah untuk menjadikan Allah sebagai Rabb kita. Maka jangan sampai keduniawian menjadikan kita lupa akan hal itu. Jangan sampai kesibukan dunia melalaikan salat. Jangan sampai perhiasan dunia membuat kita segan berderma.

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَا قٍ ۗ وَلَـنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْۤا اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 96)

Memang dunia dibuat menarik, indah di mata manusia. Sebagai ujian bagi kita. Padahal apa saja yang ada di sisi Allah itu lebih baik daripada yang ada di sisi kita, maka tak pantas menjual murah apa yang telah menjadi perjanjian itu.

Kajian
Ustaz Fauzan sampaikan kajian

Keridaan Allah adalah lebih baik dibandingkan kekuasaan jabatan dan harta atau materi. Orang memiliki jabatan dan kekayaan terlihat berkuasa, padahal orang hanya takut saja padanya, bukan karena kepatuhan murni.

Memegang teguh janji pada Allah memang bukan perkara mudah. Banyak godaan dan tantangan. Maka pantas pada ayat tersebut dikatakan, bahwa yang mampu bersabar akan dibalas dengan pahala yang lebih baik.

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 97)

Bagi kita yang mengerjakan kebaikan dalam keimanan, maka akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bahkan mendapatkan pahala yang jauh lebih baik dari apa yang telah dikerjakan. Tentu semua amalan harus diniatkan karena Allah dan mengikuti cara yang Rasulullah contohkan.

Warga kajian
Warga menyimak kajian

Nonmuslim yang menyumbang pembangunan masjid, maka ia tidak akan mendapat pahala amal saleh dari Allah. Allah akan membalasnya di dunia, bisa dengan kebaikan dari orang lain padanya sebagai imbas perbuatan itu. Termasuk Allah beri rezeki duniawi baginya.

Jadi keimanan adalah syarat utama amal saleh, yang hanya mengharap rida Allah. Yang kemudian dalam beramal itu mengikuti sunah dari Rasulullah. Hal yang tak mungkin mendasari perbuatan dari nonmuslim, meskipun itu berupa sumbangan untuk menunjang ibadah umat Islam.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822