NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Bertobat dan Beramal Saleh untuk Persiapan Mati yang Husnul Khatimah

MEDIA AN NUUR─Perjalanan hidup di dunia itu akhirnya adalah maut atau kematian. Dengan mengingat kematian maka akan memiliki daya dorong dalam kehidupan kita. Tidak peduli berapa pun usia, sehat atau lagi sakit, asal bisa merenungkannya.

Kita kutip sebuah kutipan dari Pesan dan Kisah Kiyai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. “Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.”

Kita lanjutkan lagi, “Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau piker, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian.

“Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?”

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ 

Setiap jiwa pasti merasakan mati,” (QS. Ali Imran 3: Ayat 185)

Syarat mati bukan tua dan sakit, maka sebagian kita yang masih muda dan sehat merasa umur masih panjang. Padahal kapan kita akan dipanggil Allah ﷻ hanya Dia saja tahu kapan waktunya. Yang muda dan sehat mendadak menemui ajal juga sangatlah banyak. Bahkan tidur tidak bangun lagi pun banyak.

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَ نْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَا لَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَا مِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَ يُرْسِلُ الْاُ خْرٰۤى اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰیٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Az-Zumar 39: Ayat 42)

Maka ketika bangun tidur, maka doa kita adalah bersyukur karena Allah ﷻ menghidupkan kita kembali setelah tidur. Makanya saat mau tidur kita berdoa agar dengan nama Allah ﷻ menjalani hidup dan mati.

Ustaz Rochyadi Anwar
Ustaz Rochyadi Anwar ajak persiapkan menyambut husnul khatimah

Kesehatan dan waktu luang adalah 2 perkara yang manusia sering lalai mensyukurinya. Padahal semakin hari semakin dekat dengan kematian tersebut.

اِقْتَرَبَ لِلنَّا سِ حِسَا بُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ 

Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 1)

Meninggal dunia itu pilihannya ada 2, yakni husnul khatimah dan suul khatimah. Maka kita perlu menyiapkan bekal untuk menggapai kematian yang husnul khatimah. Dan itulah yang dilakukan manusia cerdas.

الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ 

Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikutkan dirinya pada hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah,” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Persiapan menuju kematian husnul khatimah adalah dengan bertobat. Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Islam menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat.

Allah ﷻ memberikan dua syarat bagi siapa pun yang berharap bertemu dengan-Nya di surga, yaitu beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan. Inilah kunci kita untuk memperoleh kematian dengan husnul khatimah.

فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal saleh dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apa pun.” (QS. Al Kahfi 18: Ayat 110)

Beramal saleh dan meninggalkan kesyirikan harus kita usahakan sampai maut menjemput. Semua amal kita tergantung pada akhirnya, dan akhir yang terbaik itulah husnul khatimah. Semoga Allah ﷻ menakdirkan kita dengan kematian terbaik tersebut, aamiin.

Kajian Ahad Pagi, 17 September 2023 di Masjid Al Hidayah, Sangen (PPM Sangen) yang disampaikan oleh Ustaz Rochyadi Anwar, S.Ag (Semin)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822