NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Muslim Harus Tahu Apa Itu Distribusi dan Bagaimana Rasulullah Menjalankan Bisnis

MEDIA AN NUUR─Bekerja adalah salah satu ibadah yang diperintahkan Allah ﷻ bahkan ikhtiar mencari nafkah untuk keluarga juga dinilai sebagai mujahid di jalan-Nya. Agar sukses dalam bekerja terutama yang terjun di dunia bisnis, kita harus paham betul apa itu distribusi.

Apa Itu Distribusi

Islam sangat menghargai umatnya yang bekerja dengan keras dan terampil. Hadis Rasulullah ﷺ banyak yang mengarahkan umat Islam agar memiliki etos kerja yang tinggi dan profesional dalam menjalani bisnis.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ (رواه الطبرني والبيهقي)

Dari Aisyah ra, sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional.” (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).

Apa Itu Distribusi?

Distribusi adalah kegiatan penyaluran yang meliputi pengiriman hingga pembagian produk baik berupa barang maupun jasa ke beberapa wilayah dan juga masyarakat secara umum. Praktik distribusi inilah yang dilakukan Rasulullah ﷺ dengan berniaga.

Tidak main-main, Rasulullah terlibat dalam perdagangan internasional sejak remaja. Pada usia 17 tahun telah memimpin sebuah ekspedisi perdagangan ke luar negeri. Memiliki reputasi bisnis sangat bagus, sehingga dikenal luas di Yaman, Syiria, Yordania, Irak, Basrah, dan kota-kota perdagangan lainnya di jazirah Arab.

Tujuan distribusi untuk menyebarkan produk barang dan jasa ke konsumen sehingga bisa menjamin tetap berlangsungnya proses produksi. Dengan sistem penyaluran yang baik akan meningkatkan perekonomian dan stabilitas bisnis.

Memahami Jenis Sistem Distribusi

Aktivitas penyaluran barang dan jasa berdasarkan sistem penyampaiannya terbagi beberapa jenis. Yakni secara langsung, tidak langsung, sistem intensif, sistem eksklusif, dan sistem selektif.

Sistem distribusi secara langsung dilakukan oleh produsen yang menghasilkan barang tanpa menggunakan jasa pihak ketiga. Sementara sistem tidak langsung adalah distribusi yang dilakukan pihak ketiga sebagai distributor.

Kemudian untuk sistem intensif menggunakan pihak retail yang bertugas menyalurkan produk ke pemakai. Sistem eksklusif menggunakan kontrak kesepakatan bekerja sama secara khusus karena produk yang dipasarkan adalah brand eksklusif yang hanya boleh dijual pemegang hak distribusi.

Sistem selektif merupakan aktivitas distribusi ke wilayah-wilayah tertentu dengan selektif menganalisa potensi penjualan yang optimal secara mendalam agar penyaluran berjalan maksimal.

Sukses Meniru Cara Bisnis Rasulullah

Kesuksesan distribusi barang yang dilakukan Rasulullah ﷺ dalam perdagangan internasional pada masanya, tentu terkait erat dengan cara menjalankan bisnisnya. Sebagai muslim tak ada contoh lebih baik dari apa yang sudah diterapkan oleh Rasulullah ﷺ termasuk dalam berbisnis.

1. Berbisnis dengan Jujur

Nabi Muhammad ﷺ dalam berbisnis menjunjung tinggi akhlak, senantiasa berbuat jujur. Cara distribusi seperti ini akan mendatangkan banyak pembeli dengan kepercayaan tinggi dan order berulang kali.

Berbisnis bukan sekadar mencari nafkah halal untuk kebutuhan hidup, tetapi juga mencari relasi untuk membangun reputasi. Wajar dalam berdagang, banyak investor datang untuk mempercayakan dana kepada Rasulullah ﷺ. Salah satu investornya yaitu Khadijah yang kemudian hari menjadi istri Nabi.

2. Berjualan Produk Berkualitas Bagus

Rasulullah ﷺ selalu menjaga kualitas dagangan sehingga pelanggan tidak pernah merasa kecewa. Peran distribusi selain penyaluran produk juga untuk sarana evaluasi sehingga dalam proses produksi selanjutnya menghasilkan produk yang semakin bagus dari segi kualitas.

3. Amanah dan Cerdas dalam Berniaga

Minat bisnis ditunjukkan Rasulullah ﷺ saat berusia 17-20 tahun. Kemampuan berniaga mampu bersaing dengan pebisnis senior tingkat regional. Sifat amanahnya semakin meningkatkan kepercayaan relasi bisnis.

Tak hanya amanah, Rasulullah ﷺ juga terkenal cerdas (fathonah). Kepandaiannya melihat peluang bisnis tanpa menipu makin memajukan usaha dagangnya. Sebagai muslim selayaknya kita pun pandai melihat peluang usaha terutama di era digital saat ini.

4. Menyampaikan Fakta Produk Tanpa Kebohongan

Selain menjaga kualitas dagangan, Rasulullah ﷺ dengan kejujurannya selalu menyampaikan bagaimana kondisi produk yang hendak dijual. Ketika ada cacat dari dagangannya maka disampaikan pada pelanggan sehingga bisa jadi pertimbangan membeli atau tidak.

عَنْ أَبِى سَعِيْدٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: التَّاجِرُ الصَّدُوْقُ الأَمِيْنُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَلصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ – رواه الترمذى

Dari Abi Sa’id, dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama para Nabi, orang-orang yang jujur dan syuhada.” (HR Tirmidzi)

Semoga dengan paham dan mengerti apa itu distribusi dan bagaimana Rasulullah ﷺ memberikan teladan dalam berbisnis bisa membentuk pengusaha muslim yang tak hanya berbisnis mencari untung duniawi, tapi bisa berjalan seiring dengan keuntungan di akhirat nanti.

Referensi:
https://ritaelfianis.id/apa-itu-distribusi/
https://zakat.or.id/cara-nabi-muhammad-rasulullah-berdagang/

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822