MEDIA AN NUUR─Setiap jiwa pasti akan mengalami maut, dan tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajal itu tiba selain Allah. Karena itu, ziarah kubur menjadi sarana untuk mengingat kematian, menyadarkan manusia bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan setiap orang akan kembali kepada Sang Pencipta.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Ketika seseorang sedang sakit keras dan berada di ambang kematian, hendaklah orang-orang di sekitarnya yang memahami syariat menuntunnya dengan talqin. Momen tersebut merupakan detik-detik penentu antara husnul khatimah atau suul khatimah.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang ucapan terakhirnya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)
![]() |
| Ustaz Fauzan menerangkan tentang kematian |
Sehingga penting bagi keluarga dan sahabat untuk membantu dengan doa dan talqin agar bisa membaca tahlil di ujung nyawa. Bimbingan ini sangat diperlukan agar yang bersangkutan wafat dalam keadaan beriman dan tenang.
Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka kewajiban bagi yang hidup adalah menutup mata jenazahnya, kemudian segera mengurusinya sesuai ajaran Islam. Pengurusan jenazah mencakup memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan memakamkannya.
Yang memandikan jenazah haruslah orang yang sejenis kelaminnya, karena aurat jenazah tetap harus dijaga sebagaimana ketika masih hidup. Pengecualian hanya berlaku antara suami dan istri, karena di antara keduanya masih diperbolehkan saling memandikan setelah meninggal dunia.
Adapun antara orang tua dan anak yang berbeda jenis kelamin, tidak diperbolehkan untuk saling memandikan, meskipun memiliki hubungan darah, demi menjaga kehormatan dan adab dalam syariat Islam.
Proses memandikan jenazah sebaiknya dilakukan di tempat yang tertutup agar terjaga kehormatan dan auratnya, tidak layak untuk disaksikan banyak orang meskipun dengan alasan menjaga atau membantu memegangi tabir kain mengelilinginya.
Disunnahkan pula agar tubuh jenazah tetap ditutupi dengan kain penutup selama dimandikan, sehingga tidak terlihat bagian tubuh yang seharusnya tidak tampak. Jumlah orang yang memandikan pun tidak perlu banyak, cukup dua orang atau secukupnya saja.
Pengajian warga Sidowayah RT 02 RW 06 pada Rabu, 12 November 2025, di rumah Bapak Suratno-Ibu Yeni Murniati, pemateri Ustaz Fauzan Abu Darda.


