MEDIA AN NUUR─Setiap mukmin diperintahkan untuk terus beribadah kepada Allah hingga akhir hayat. Ibadah itu bukanlah tugas sementara, melainkan perjalanan panjang yang hanya berhenti ketika kematian datang menjemput.
Ùˆَاعْبُدْ رَبَّÙƒَ ØَتَّÙ‰ ÙŠَØ£ْتِÙŠَÙƒَ الْÙŠَÙ‚ِينُ
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99)
Seorang muslim tidak boleh berhenti beribadah di tengah jalan. Semangat beramal tidak boleh padam hanya karena usia muda yang sibuk, atau karena merasa sudah cukup berbuat baik di masa lalu. Ibadah adalah napas kehidupan yang harus terus berlanjut sampai ajal tiba.
Dalam menjalani hidup, kita perlu menanamkan prinsip bahwa amal tidak hanya dinilai dari seberapa banyak kita memulainya, tetapi dari seberapa konsisten kita menuntaskannya. Orang yang beriman rajin berbuat kebaikan tak hanya sesaat, melainkan terus menjaga istikamah dari muda hingga tua, dari sehat hingga menjelang wafat.
![]() |
| Kajian remaja Sidowayah |
Analogi salat bisa menggambarkan hal ini dengan sangat indah. Salat dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Setiap gerakan dan bacaan di antara keduanya merupakan satu rangkaian ibadah yang utuh.
Bila seseorang sudah rukuk, sujud, dan membaca bacaan dengan benar, tetapi membatalkan salatnya sebelum salam, maka seluruh amalnya menjadi sia-sia. Salat itu batal dan tidak bernilai karena tidak sampai selesai.
Begitu pula dengan hidup seorang mukmin. Jika seseorang berhenti beribadah di tengah jalan, berpaling dari ketaatan, atau meninggalkan amal saleh menjelang akhir hidupnya, maka seluruh amal yang sudah ia lakukan bisa kehilangan makna.
ÙˆَÙ„َا تَÙƒُونُوا ÙƒَالَّتِÙŠ Ù†َÙ‚َضَتْ غَزْÙ„َÙ‡َا Ù…ِÙ†ْ بَعْدِ Ù‚ُÙˆَّØ©ٍ Ø£َنكَاثًا
“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan kembali tenunannya setelah kuat terjalin.” (QS. An-Nahl: 92)
Ini adalah gambaran orang yang merusak sendiri amalnya. Seperti penenun yang telah bekerja keras menyusun benang menjadi kain, lalu ia uraikan kembali hasil tenunannya hingga hancur. Begitulah orang yang berhenti beribadah, meninggalkan salat, atau berpaling dari kebaikan setelah sekian lama menapaki jalan iman.
Ù…َÙ†ْ Ùƒَانَ آخِرُ ÙƒَÙ„َامِÙ‡ِ Ù„َا Ø¥ِÙ„ٰÙ‡َ Ø¥ِÙ„َّا اللهُ دَØ®َÙ„َ الْجَÙ†َّØ©َ
“Barang siapa yang ucapan terakhirnya adalah ‘Laa ilaaha illallaah’, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)
Kalimat ini menjadi penegas bahwa akhir kehidupan sangat menentukan. Ucapan Laa ilaaha illallaah tidak akan keluar dari lisan orang yang lalai, melainkan dari mereka yang terbiasa berzikir dan beribadah sepanjang hidupnya. Husnul khatimah adalah hasil dari perjalanan panjang istikamah.
Oleh karena itu, remaja muslim hendaknya tidak cepat puas dengan amal sesaat. Jangan merasa cukup karena pernah rajin mengaji, pernah aktif di masjid, atau pernah ikut kegiatan dakwah. Allah tidak menilai siapa yang pernah berbuat, tetapi siapa yang terus berbuat sampai akhir.
Hidup ini seperti salat panjang. Jangan berhenti di tengah-tengah rukuk kehidupan. Jangan tinggalkan sujud-sujud ketundukan hanya karena dunia memanggil. Teruslah beribadah hingga “tahiyat akhir” kehidupan kita, lalu akhiri dengan “salam” terbaik, wafat dalam keadaan beriman.
Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk tetap istikamah dalam ibadah, menjaga salat kehidupan hingga akhir, dan menutup usia kita dengan husnul khatimah. Aamiin.
Kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah pada Ahad, 9 November 2025 bakda Salat Isya, pemateri Bapak Wakhid Syamsudin (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weru)


