MEDIA AN NUUR─Ketika seseorang mengikuti lomba di dunia, ia biasanya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi pemenang. Ia rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan biaya demi meraih hadiah yang nilainya hanya sementara, bersifat duniawi dan akan sirna seiring waktu.
Namun, ketika Allah memerintahkan fastabiqul khairat (berlomba-lombalah dalam kebaikan), maka semestinya semangat kita jauh lebih besar. Sebab, perlombaan ini bukan sekadar untuk penghargaan manusia, tetapi untuk rida Allah dan balasan abadi di akhirat.
![]() |
Ustaz Ibnu Kaab ajak bersegera dalam beramal saleh |
Termasuk berlomba dalam kebaikan adalah dengan bersegera dalam melakukannya. Sebab, waktu tidak menunggu, dan hati manusia bisa berubah sewaktu-waktu. Hari ini kita semangat beribadah, tapi siapa yang bisa menjamin esok masih sama?
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah kalian melakukan amal saleh sebelum datang fitnah-fitnah (ujian) seperti potongan malam yang gelap. Seseorang di pagi hari beriman, namun di sore hari menjadi kafir; atau di sore hari beriman, lalu di pagi hari menjadi kafir. Ia menjual agamanya demi keuntungan dunia.” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ telah mengingatkan bahwa akan datang masa di mana seseorang pagi hari beriman, sore hari menjadi kafir, karena tergoda oleh urusan dunia. Maka, selama hati masih digerakkan menuju kebaikan, jangan tunda. Segeralah beramal sebelum semangat itu pudar dan sebelum hati berubah arah.
Rasulullah ﷺ mencontohkan hal itu dengan tidak pernah menunda kebaikan. Setiap kali ada sedekah atau amanah yang datang kepada beliau, langsung beliau bagikan kepada yang berhak, bahkan seketika setelah salat.
Beliau tidak ingin kebaikan tertahan walau sebentar, karena kesempatan beramal bisa hilang sewaktu-waktu. Maka, jika Allah masih menggerakkan hati untuk berbuat baik, jangan ditunda, sebab waktu terbaik untuk kebaikan adalah sekarang juga.
![]() |
Kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah |
Ibrahnya, kita diajarkan untuk ontime dalam ibadah dan amal saleh. Tidak menunggu waktu luang untuk bersedekah, tidak menunggu suasana sempurna untuk beramal, dan tidak menunggu kesiapan penuh untuk menolong sesama. Semua dilakukan tepat waktu, segera ketika peluang datang.
Maka, seorang mukmin sejati seharusnya meneladani ketepatan dan kesigapan itu. Tidak menunda salat, tidak menunda sedekah, tidak menunda kebaikan apa pun. Sebab, amal yang disegerakan lebih dicintai Allah dan menunjukkan keimanan yang hidup di hati.
Kajian remaja di Masjid An Nuur Sidowayah pada Ahad, 5 Oktober 2025 pukul 20.00 WIB bersama Ustaz Ibnu Ka'ab, S.Pd.I. (guru MIN 5 Sukoharjo).