MEDIA AN NUUR─Rasulullah, manusia paling mulia yang telah dijamin masuk surga, tetap setiap hari beristigfar kepada Allah tidak kurang dari 70 kali. Dalam beberapa riwayat bahkan disebutkan hingga 100 kali. Beliau, yang dosanya telah diampuni oleh Allah, tetap merasa perlu untuk terus memohon ampun dan menjaga kedekatannya dengan Allah lewat istigfar.
![]() |
Ustaz Suparta sampaikan keutamaan istigfar |
Maka kita yang belum tahu bagaimana nasib di akhirat, tentu jauh lebih butuh memperbanyak istigfar. Bukan hanya sebagai bentuk taubat atas dosa, tetapi juga sebagai bukti kerendahan hati, pengakuan atas kelemahan diri, dan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Semakin sering kita beristigfar, semakin bersih hati dan ringan langkah menuju ampunan dan rahmat-Nya.
Keutamaan Istigfar
Istigfar Menghapus Dosa
Istigfar adalah permohonan ampun kepada Allah yang berfungsi sebagai penghapus dosa-dosa seorang hamba, sekecil atau sebesar apa pun dosanya. Dengan istigfar yang tulus, hati yang bertaubat, dan tekad untuk tidak mengulanginya, Allah menjanjikan ampunan-Nya.
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ، لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي، غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابَ الْأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu atas apa pun yang telah engkau lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosamu mencapai awan di langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh itu pula.” (HR. Tirmidzi)
Ampunan Allah tidak terbatas, selama seorang hamba mau beristigfar dan tidak menyekutukan-Nya. Bahkan jika dosa setinggi langit atau sepenuh bumi, selama istigfar dilakukan dengan tulus, Allah tetap membukakan pintu ampunan.
Istigfar Mendatangkan Kenikmatan yang Baik
Istigfar selain sebagai bentuk permohonan ampun atas dosa, juga menjadi sebab datangnya berbagai kenikmatan hidup yang baik. Istigfar membuka pintu keberkahan, melapangkan rezeki, dan menjadikan hidup lebih tenang dan bermakna dalam rida Allah.
وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَـٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍۢ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍۢ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍۢ كَبِيرٍۢ
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang ditentukan dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang mempunyai keutamaan. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (Kiamat).” (QS. Hud: 3)
Istigfar Menurunkan Hujan yang Membawa Berkah
Salah satu keutamaan istigfar yang sering dilupakan adalah bahwa ia menjadi sebab datangnya hujan yang membawa keberkahan. Ketika kaum Hud mengalami kekeringan dan kekuatan mereka mulai melemah, Nabi Hud menyeru mereka untuk kembali kepada Allah.
Beliau tidak menyuruh mereka membangun sumur atau meminta bantuan kerajaan lain, melainkan mengajak mereka memperbanyak istigfar sebagai solusi dari musibah yang mereka hadapi.
وَيَا قَوْمِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًۭا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا۟ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan menambahkan kekuatan pada kekuatanmu. Dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52)
Istigfar ternyata bisa mendatangkan keberkahan alam, hujan yang deras, dan kekuatan hidup. Maka siapa pun yang ingin melihat perubahan dalam hidup, keluasan rezeki, dan turunnya pertolongan Allah. Maka, hendaknya memperbanyak istigfar dan kembali dengan hati yang tulus kepada-Nya.
Istigfar Sebagai Perantara Dikabulkan Doa
Dalam berbagai kisah para nabi, kita melihat bahwa istigfar bukan hanya bentuk taubat, tetapi juga menjadi perantara terkabulnya doa dan datangnya berbagai kebaikan dari Allah. Para rasul mengajarkan umatnya untuk memulai perbaikan hidup dengan istigfar, karena dosa yang menumpuk seringkali menjadi penghalang turunnya rahmat dan terkabulnya permohonan.
هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلْأَرْضِ وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّى قَرِيبٌۭ مُّجِيبٌۭ
“Dia telah menciptakan kalian dari bumi dan menjadikan kalian pemakmurnya, maka mohonlah ampun kepada-Nya, lalu bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku dekat dan mengabulkan (doa).” (QS. Hud: 61)
Istigfar dan tobat yang tulus menjadi pembuka jalan bagi doa-doa yang terkabul. Allah memberi isyarat bahwa ampunan dan kasih sayang-Nya selalu terbuka bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali. Maka sebelum memohon hajat, perbanyaklah istigfar agar hati bersih dan langit terbuka untuk mengabulkan doa-doa kita.
Macam-Macam Istigfar
1. Istigfar Singkat
اَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ
“Aku memohon ampun kepada Allah.”
Atau bentuk yang lebih panjang:
اَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيمَ الَّذِي لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya.”
2. Istigfar Fathu Makkah
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.”
3. Sayyidul Istigfar
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَىٰ عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkaulah yang menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berusaha memenuhi janji dan ikatan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”
Kajian Ahad Pagi, 3 Agustus 2025 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) bersama Ustaz Suparta, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bayat