NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Keteladanan Nabi Ibrahim

MEDIA AN NUUR─Dalam Al-Qur’an, terdapat dua nabi yang secara khusus disebut sebagai teladan yang baik, yaitu Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Keduanya memiliki posisi istimewa, bahkan Allah memerintahkan umat Islam untuk berselawat kepada mereka.

Keteladanan mereka tidak hanya untuk dikagumi, tetapi juga untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ayat yang menunjukkan keteladanan Nabi Ibrahim, adalah firman Allah dalam ayat berikut ini.

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia...” (QS. Al-Mumtahanah: 4)

Ust Saifudin
Ustaz Saifudin mengisahkan keteladanan Nabi Ibrahim As.

Ayat ini menegaskan bahwa sikap Nabi Ibrahim dan pengikutnya menjadi contoh dalam hal keteguhan iman dan keberanian menghadapi tantangan dalam berdakwah. Keteladanan yang luar biasa ini membuat Allah memerintahkan agar kisah Nabi Ibrahim diceritakan dan diambil pelajaran darinya.

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrāhīm di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi.” (QS. Maryam: 41–42)

Keteladanan Nabi Ibrahim As

1. Dakwah Tauhid di Tengah Negeri Penyembah Berhala

Nabi Ibrahim hidup di tengah masyarakat Babilonia (Irak) yang menyembah berhala. Bahkan, ayahnya sendiri adalah pembuat patung berhala untuk dijual. Namun, beliau tidak tinggal diam. Dengan penuh keberanian, beliau berdakwah mengajak kaumnya meninggalkan kesyirikan.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً ۚ إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu berada dalam kesesatan yang nyata.'" (QS Al-An’am: 74)

Ibrahim juga menghancurkan berhala-berhala kaumnya dengan kapak, lalu menggantungkan kapak itu di berhala terbesar agar mereka berpikir. Saat semua orang bertanya siapa pelakunya, maka jawaban Ibrahim menggelitik.

قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَٰذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِن كَانُوا يَنطِقُونَ

"Ibrahim menjawab, 'Sebenarnya berhala besar ini yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka jika mereka dapat berbicara.'" (QS Al-Anbiya: 63)

2. Diuji dengan Api

Keteguhan dakwah Nabi Ibrahim membuat Raja Namrud murka dan menjatuhkan hukuman bakar hidup-hidup. Namun Allah menolong kekasih-Nya itu dengan keajaiban yang luar biasa, menjadikan dingin api yang membakar itu.

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman: "Wahai api, jadilah kamu dingin dan keselamatan bagi Ibrahim." (QS Al-Anbiya: 69)

3. Istri Direbut Raja Mesir

Setelah berhijrah ke Syam bersama istrinya, Siti Sarah, Nabi Ibrahim menghadapi ujian baru. Raja Mesir tergoda dengan kecantikan Sarah dan mencoba merebutnya. Namun Allah menjaga kehormatan Sarah.

Setiap kali sang raja hendak menyentuhnya, tubuhnya menjadi lumpuh. Akhirnya, raja pun mengembalikan Sarah kepada Ibrahim dan bahkan menghadiahi seorang pembantu, yaitu Siti Hajar.

4. Doa Tak Pernah Putus

Nabi Ibrahim sangat menginginkan keturunan, tetapi Siti Sarah lama tidak kunjung hamil. Meski begitu, beliau tak pernah berhenti berdoa kepada Allah. Doa memohon keturunan saleh yang sangat terkenal yang dipanjatkan Nabi Ibrahim.

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

"Wahai Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (QS As-Saffat: 100)

Akhirnya, atas izin Allah, Sarah menghadiahkan Hajar untuk dinikahi oleh Ibrahim, dan dari pernikahan itu lahirlah Ismail. Pengorbanan seorang istri yang luar biasa demi kebahagiaan suami.

5. Diperintah Meninggalkan Istri dan Anak di Padang Tandus

Allah menguji Nabi Ibrahim dengan perintah meninggalkan istri dan anaknya di lembah tandus yang tidak berpenghuni, yaitu Makkah. Ketika Siti Hajar bertanya apakah ini perintah Allah, dan mendapat jawaban “iya,” ia pun menerima dengan penuh ketundukan.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

"Wahai Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki tanam-tanaman di dekat rumah-Mu yang suci, wahai Rabb kami, agar mereka melaksanakan salat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan karuniakanlah rezeki kepada mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur." (QS Ibrahim: 37)

6. Ujian Menyembelih Anak

Setelah sekian lama menanti, Nabi Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang anak dari istrinya Siti Hajar, yaitu Ismail. Namun, kebahagiaan itu diiringi dengan ujian luar biasa. Ketika Ismail mulai tumbuh besar dan mulai bisa membantu ayahnya, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya itu.

Ini adalah ujian keimanan dan ketaatan yang sangat berat. Namun Ibrahim tidak ragu terhadap perintah Allah. Ia siap melaksanakannya. Begitu pula Ismail, ia menerima perintah tersebut dengan penuh kepasrahan dan keikhlasan.

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS As-Saffat: 107)

Sebagai bentuk rahmat-Nya, Allah mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan. Peristiwa agung ini kemudian menjadi asal mula disyariatkannya ibadah kurban dalam ajaran Islam, sebagai bentuk keteladanan atas kepatuhan Ibrahim dan Ismail kepada perintah Allah.

Hadiah Allah untuk Kepatuhan dan Keikhlasan Nabi Ibrahim

Karena kepatuhan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian, Allah memberikan balasan yang sangat agung. Berikut adalah beberapa anugerah Allah kepadanya:

1. Menjadi Imam bagi Umat Manusia

Nabi Ibrahim diangkat oleh Allah sebagai pemimpin spiritual bagi seluruh manusia. Allah menyebutnya sebagai imam karena keteguhan dan keistiqamahannya dalam menjalankan ketaatan.

2. Mendapat Kedudukan Tinggi di Antara Umat Manusia

Ibrahim diberi kedudukan terhormat, menjadi tokoh panutan bagi tiga agama samawi: Islam, Kristen, dan Yahudi. Namanya dihormati di dunia dan disebut-sebut dalam berbagai ibadah.

3. Menjadi Kekasih Allah

Nabi Ibrahim memperoleh gelar "khalilullah" atau kekasih Allah, sebuah kedudukan yang sangat istimewa dan tidak sembarangan diberikan.

4. Diabadikan dalam Pujian di Kalangan Umat hingga Akhir Zaman

Dalam setiap doa dan salat, umat Islam mendoakan Nabi Ibrahim bersamaan dengan Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan kemuliaan dan kelestarian namanya sepanjang zaman. Selawat untuk Nabi Muhammad pun disandingkan dengan selawat atas Nabi Ibrahim, menunjukkan tingginya derajat beliau di sisi Allah.

Dari kisah Nabi Ibrahim, kita belajar bahwa keteladanan sejati lahir dari keimanan yang kokoh, ketaatan tanpa syarat, dan keikhlasan dalam menerima ujian. Keteguhan beliau dalam menjalankan perintah Allah menjadikannya sebagai sosok teladan sepanjang masa, yang namanya harum dalam sejarah dan doanya terus abadi di lisan umat beriman.

Pengajian Ahad Pagi, 1 Juni 2025 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru di Dukuh Kalisige, Desa Karakan. Pemateri Ustaz H. Muhammad Saifudin, Lc., M.Ag. (Mudir Ponpes Modern Muhammadiyah Sangen)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822