NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=

MASIGNCLEANLITE104

Bertauhid Sampai Akhir Hayat

MEDIA AN NUUR─Di antara sebab utama keselamatan seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat, adalah keimanan kepada Allah. Tanpa keimanan, tidak ada jaminan keberuntungan dan kebahagiaan sejati. Keimanan menjadi syarat mutlak untuk meraih surga dan kenikmatan abadi.

لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman.” (HR. Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman. Maka dari itu, memperkuat dan menjaga keimanan adalah tugas utama setiap muslim sepanjang hidupnya.

Keimanan kepada Allah adalah anugerah besar yang bisa menjadi penyelamat seorang hamba, bahkan jika hanya tersisa sedikit dalam hatinya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman bahwa akan dikeluarkan dari neraka siapa saja yang masih memiliki iman, meskipun hanya seberat zarah.

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَأُخْرِجَنَّ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Sesungguhnya Allah berfirman: Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, sungguh Aku akan mengeluarkan dari neraka siapa pun yang mengatakan ‘Laa ilaaha illallah’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syahadat adalah pernyataan iman yang harus diucapkan dengan jujur, tidak hanya di lisan, tetapi dibuktikan dengan hati dan amal. Orang yang bersyahadat harus memahami bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah.

Ustaz Fauzan
Ustaz Fauzan ingatkan pentingnya keimanan

Hakikat syahadat ini menolak segala bentuk ibadah kepada selain Allah. Termasuk dalam kesalahan adalah mengagungkan tempat keramat dengan sesaji. Itu adalah bentuk ibadah kepada selain Allah, karena ibadah mencakup penghormatan, pemuliaan, rasa cinta, ketundukan, kepasrahan, pengharapan, dan sebagainya.

ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ ۚ

Dialah Allah, Tuhan kalian. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia.” (QS. Al-An‘am: 102)

Kaum Quraisy pada masa Nabi Saw., sangat memahami konsekuensi dari syahadat. Mereka tahu bahwa jika mengucapkan “Laa ilaaha illallah”, maka mereka harus meninggalkan seluruh berhala yang mereka sembah. Saat itu, sekitar 360 berhala mengelilingi Ka‘bah, yang semuanya harus ditinggalkan.

هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً فَقَدْ جَاءَ أَشْرَاطُهَا ۚ فَأَنَّىٰ لَهُمْ إِذَا جَاءَتْهُمْ ذِكْرَاهُمْ

Apakah mereka menanti-nanti selain kedatangan hari Kiamat kepada mereka secara tiba-tiba? Maka sungguh, telah datang tanda-tandanya. Maka apa faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu ketika Kiamat telah datang?” (QS. Muhammad: 18)

Salah satu peringatan terbesar dalam Islam adalah bahaya syirik, yaitu mempersekutukan Allah dalam ibadah. Sekali seseorang terjatuh dalam syirik, maka semua amal ibadah yang telah dikerjakan bisa hilang dan tidak diterima.

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’.” (QS. Az-Zumar: 65)

Misi para Nabi adalah ibadah hanya kepada Allah Swt. Semua nabi memiliki misi dakwah yang sama, yaitu menyerukan agar umat hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi sesembahan selain-Nya, yang disebut thaghut.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ


Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut’.” (QS. An-Nahl: 36)

Syahadat yang sah harus disertai pengetahuan tentang maknanya, yakni meyakini bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Seseorang tidak bisa mengucap syahadat dengan asal, tanpa mengerti konsekuensinya. Tauhid harus difahami dan diyakini dalam hati.

Jamaah Subuh
Jemaah Subuh Masjid An Nuur Sidowayah

Menjelang wafat, Rasulullah Saw., mengingatkan umat agar tidak terjerumus dalam kesyirikan, terutama dengan menjadikan kuburan beliau sebagai tempat ibadah. Ini adalah bentuk kasih sayang Nabi kepada umat agar tetap berada di atas tauhid yang murni.

لَعْنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى، اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai tempat ibadah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di antara karunia terbesar adalah meninggal dunia dalam keadaan membawa kalimat tauhid “Laa ilaaha illallah”. Rasulullah Saw., bersabda: “Barangsiapa akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallah’, maka ia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)

Oleh karena itu, orang yang sedang menghadapi sakaratul maut sangat dianjurkan untuk ditalqinkan, yaitu dibimbing untuk mengucapkan kalimat tauhid, bukan malah disibukkan dengan tangisan berlebihan, teriakan, atau aktivitas yang tidak bermanfaat.

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

Talqinkan kepada orang-orang yang akan meninggal di antara kalian ‘Laa ilaaha illallah’.” (HR. Muslim)

Talqin bukan berarti memaksa orang yang sekarat untuk mengucap kalimat tersebut, tetapi membimbing dengan lembut, agar kalimat itu menjadi penutup hidupnya.

Sarapan bersama
Sarapan sega gudang bersama-sama

Dalam masa menjelang kematian, setan datang menggoda manusia untuk menyesatkan dan menggelincirkannya dari tauhid. Maka, penting bagi keluarga hadir untuk menjaga suasana tenang dan membantu si sakit agar husnul khatimah, bukan malah memperberat detik-detik terakhirnya.

Materi Kajian Gerakan Subuh Berjamaah di Masjid An Nuur Sidowayah pada Jumat, 20 Juni 2025 bersama Ustaz Fauzan Abu Darda (asatiz Ma’had Ittiba’us Sunnah Tawang, Weru)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822