MEDIA AN NUUR─Manusia hidup di dunia adalah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Artinya manusia sebagai wakil atau pemimpin di bumi. Tentu saja tugas ini sangat berat sehingga setiap manusia harus memiliki kemampuan mengelola alam semesta sesuai amanat yang diemban.
Kemampuan mengelola semesta bisa diperoleh dengan bergelut langsung di dalamnya. Melihat alam dan interaksi dengan makhluk yang ada di sekitar. Bahkan Islam menganjurkan untuk merantau ke tempat jauh.
“Merantaulah …. Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.” (Imam Syafii)
Merantau, bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dipercaya dapat melatih karakter seseorang menjadi lebih dewasa. Hal itu, tak salah, lantaran di dalam Al-Qur’an justru terdapat ayat yang menganjurkan untuk merantau.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: Ayat 15)
Banyak yang kemudian menjadikan perantauan sebagai ladang mencari rezeki yang halal. Sehingga wajar sebelum berangkat, orang-orang kampung akan mencari informasi loker Jakarta sebagai usaha awal dalam memulai merantau.
Islam menganjurkan umatnya pergi merantau untuk mencari pengalaman |
Pada ayat di atas disebutkan bahwa Allah telah menundukkan bumi sehingga memudahkan manusia untuk melakukan apapun, termasuk merantau. Menjelajahi seluruh pelosoknya dan makan dari rezeki yang dikeluarkan dari sana.
Sebagai perantau, kita perlu mencari referensi dulu terkait pekerjaan yang diinginkan. Allah mudahkan jalan, kita imbangi dengan ikhtiar agar maksimal dalam meraih rezeki pemberian-Nya.
Mencari informasi loker Jakarta sebelum merantau ke Jakarta. Melamar pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi kita. Memaksimalkan potensi yang telah Allah berikan pada kita.
Masih pada ayat di atas, Allah mempersilakan kita makan dari rezeki yang telah dikaruniakan. Setelah memakan sebagian dari rezeki, hendaknya manusia kembali mengorientasikan diri kepada Allah ﷻ sebagai bekal menuju kehidupan akhirat kelak.
Tak dipungkiri, merantau akan mengajarkan banyak hal yang mendewasakan kita. Merasakan jauh dari orang tua dan kampung halaman. Merasakan kerasnya kehidupan di kota besar. Merasakan betapa kita memang butuh tangan Allah dan perlindungan-Nya.
Orang yang pernah merasakan hidup di rantau tentu akan punya banyak pengalaman hidup dibandingkan orang yang hanya berdiam diri di kampung halaman. Pengalaman yang harusnya mampu mengajari bagaimana mengelola bumi.
Semoga Allah memudahkan segala urusan kita. Menjadikan kita hamba yang mampu belajar dari alam dan pengalaman. Menjadikan khalifah yang mempu menjaga dan mengelola bumi yang dibentangkan Allah.
Untuk para muda yang belum merantau, jangan pernah surut semangat. Berangkatlah, di sana akan ada pelajaran hidup. Bagaimana liku-likunya mencari kerja, melihat peluang loker Jakarta, hingga merasakan hadirnya Allah dalam kesulitan kita, ketika kita beriman kepada-Nya.
“Merantaulah …. Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).” (Imam Syafii)