NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Mencintai Allah dan Rasulullah di Atas Segala Cinta

MEDIA AN NUUR─Nikmat Allah ﷻ itu ada 2 yakni lahir dan batin. Nikmat lahir berupa kesehatan fisik kita, nikmat batin berupa iman, hidayah, dan taufik. Dengan kedua jenis nikmat itulah kita bisa menghadiri majelis kajian menuntut ilmu.

Nikmat Allah ﷻ sangat penting untuk disyukuri. Caranya pertama adalah dengan meyakini nikmat tersebut hanya datang dari Allah ﷻ semata. Nikmat adalah kasih sayang Allah ﷻ kepada manusia, berasal dari sifat-Nya yang rahman dan rahim.

Cara bersyukur kedua adalah dengan memuji Allah ﷻ. Setelah menyadari sepwnuhnya bahwa nikmat datang dari-Nya maka kita basahi lisan dengan pujian pada Allah ﷻ dengan lafal hamdalah. Termasuk dengan zikir-zikir yang lain sebagai bentuk syukur kita pada-Nya.

Lalu, cara ketiga untuk bersyukur, adalah dengan menaati Allah ﷻ. Senantiasa mendekat pada Allah ﷻ, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang. Salah satu yang termasuk utama adalah bermajelis mempelajari ilmu.

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بَيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللًّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُم إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللُّه فِيْمَنْ عِنْدَهُ

Apabila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) sambil membaca Al-Qur’an dan saling bertadarus bersama-sama, niscaya akan turun ketenangan atas mereka, rahmat Allah akan meliputi mereka, para malaikat akan melindungi mereka dan Allah menyebut mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)

Bersyukur dengan menghadiri majelis maka akan menurunkan ketenangan dan rahmat untuk kita. Selain itu, menuntut ilmu juga menjadi cara bagi kita untuk masuk ke surga dengan rida dan berkah dari Allah ﷻ.

Ustaz Almas Mauludi, Lc
Ustaz Almas Mauludi, Lc ajak cintai Rasulullah

Bulan Rabiulawal adalah bulan lahirnya Rasulullah Muhammad ﷺ. Marilah kita tingkatkan kecintaan kita pada Rasulullah ﷺ. Sosok mulia dan terbaik yang menuntun umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang cahaya Islam.

Yang namanya cinta tentu butuh pembuktian. Begitu pun cinta kita pada Rasulullah. Salah satunya adalah ketaatan, di mana seorang yang mencintai maka akan taat pada kecintaannya itu.

Zaman sabahat dulu, menunjukkan kecintaan pada Rasulullah ﷺ dengan taruhan nyawa. Sementara zaman sekarang kita tak harus sampai demikian, kita bisa mewujudkan cinta itu dengan mengikuti sunah-sunah yang telah diajarkannya.

Abdullah bin Hisyam pernah menceritakan bahwa pada suatu hari ia dan sejumlah sahabat melihat Nabi Muhammad ﷺ sedang menjabat tangan Umar bin Khatab. Sambil berjabat tangan itu, Umar berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai daripada segalanya, kecuali diriku sendiri.”

Mendengar perkataan Umar, Nabi ﷺ berujar, “Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri.”

Umar pun berkata, “Kalau begitu, demi Allah engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.”

Mendengar perkataan sahabatnya ini, Rasulullah ﷺ menegaskan, “Sekarang inilah imanmu telah sempurna, wahai Umar.”

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai ia mencintai aku melebihi kedua orang tuanya dan anaknya.” (HR. Bukhari)

Sebagai muslim maka kita hendaklah menyempurnakan iman dengan mencintai Allah dan Rasulullah di atas segala cinta. Melebihi cinta kepada orang tua dan anak. Termasuk di atas kecintaan pada perkara-perkara yang bersifat duniawi.

قُلْ اِنْ كَا نَ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ وَاِ خْوَا نُكُمْ وَاَ زْوَا جُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَا لُ ٱِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَا رَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَا دَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَا دٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَ مْرِهٖ ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah 9: Ayat 24)

Dengan cinta Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ maka kita akan mendapatkan manisnya iman. Kemanisan iman itu bisa dilihat dengan kecintaan kita dalam menuntut ilmu, kebahagiaan ketika bersedekah, kenikmatan saat beribadah.

Dengan mencintai Rasulullah maka kelak kita akan dikumpulkan bersama beliau di akhirat. Sebagaimana dimaksud dalam hadis berikut ini:

الْمرْءُ مع منْ أَحَبَّ يَوْمَ الْقِيامةِ

Seseorang itu beserta orang yang dicintainya pada hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi)

Kajian Ahad Pagi, 10 September 2023 di Masjid Al Hidayah, Sangen, Krajan, Weru, bersama Ustaz Almas Mauludi, Lc dari Wonogiri

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822