NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Arizullah Ajinata: Bertobat Sebelum Terlambat, Tetap Semangat Walau Dihujat

MEDIA AN NUUR─Berkenalan dengan orang saleh, maka kita sedang berusaha turut menjadi pribadi yang saleh juga. Bisa kita awali dengan mengenal para santri yang mondok di pesantren. Makanya kali ini kita lanjutkan, yuk, berkenalan dengan para santri Ponpes Qoryatul Qur’an yang akhir Ramadan kemarin beriktikaf di Masjid An Nuur Sidowayah.

Sekarang giliran santri bernama Arizullah Ajinata dari Grajegan, Tawangsari, Sukoharjo. Biasanya ia dipanggil dengan nama Ata. Bukan Atta Halilintar, ya, soalnya Ata yang ini tidak suka bikin konten Youtube, tapi sukanya berenang, sepak bola dan membaca.

Ata adalah anak kedua dari pasangan Bapak Pariyo dan Ibu Lastri. Terlahir di Sukoharjo pada tanggal 20 April 2005. Bercita-cita menjadi pengusaha sukses dunia dan akhirat. Subhanallah, semoga Allah mudahkan jalan Ata dalam meraih impiannya itu, ya.

Arizullah Ajinata
Arizullah Ajinata

Santri yang mondok atas keinginan sendiri ini memilih Qoryatul Qur’an atas rekomendasi salah seorang tetangga yang menjadi pengajar di sana, yakni Ustaz Wibi. “Lagi pula pondoknya dekat ini, dan kebetulan ada teman yang mondok ke QQ juga,” kata Ata.

Ata mengaku tak ada kesulitan saat di pondok. “Asyiknya mondok, susah senang dilalui bersama teman-teman. Di sana juga kita melatih kemandirian, ora njagakne wong tuwa terus,” ungkapnya. “Banyak kegiatan pondok yang membuat hati senang.”

Lulusan MIT Al Mabrur dan MTs Muhammadiyah Tawangsari ini mengajak siapa saja untuk selalu mengingat akan dosa-dosa. “Manusia itu tidak akan luput dari yang namanya dosa dan maksiat,” katanya, “Maka, bertobatlah sebelum terlambat.”

Lebih jauh, Ata mengatakan bahwa dengan berada di pesantren, ia berusaha mendekatkan diri kepada Allah. “Sebelum memutuskan masuk pondok, saya memang sudah berkeinginan untuk bertobat,” katanya.

Menurut Ata, masuk pondok pesantren adalah satu cara terbaik untuk bertobat. Di pondok lebih mudah istikamah menjalankan amalan-amalan, kalau dibanding belajar di luar pondok atau sekolah umum.

Ata mengajak generasi muda untuk bermuhasabah atas kesalahan dan dosa, baik yang disengaja ataupun tidak. “Mari kita renungkan betapa pedih azab Allah kelak di akhirat, sangat mengerikan.”

Allah ï·» dengan segala Maha Murah-Nya membuka lebar pintu ampunan bagi yang mau bertobat. Allah ï·» tidak memedulikan seberapa besar dosa kita asalkan niat bertobat itu bersungguh-sungguh dan ingin menuju jalan yang benar dalam rida-Nya.

Ata mengajak para generasi muda agar menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Meski usia masih muda, bertobat adalah perkara yang tak boleh ditunda. Dan harus tetap semangat walau misalnya banyak orang yang menghujat.

Sebagai penutup, Ata membagikan kiat menghafal Al-Qur’an versi dia. “Lakukan dengan ikhlas dan rasa senang. Ini akan membuat ringan apapun yang kita kerjakan, seberat apapun itu. Termasuk dalam menghafalkan firman Allah,” pungkasnya. Semoga bermanfaat.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822