NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Orang Beruntung Allah Beri Hidayah Dijauhkan dari Sifat Kikir

MEDIA AN NUUR─Ramadan sudah berada di ujung jalan. Sebentar lagi akan meninggalkan kita. Ada kabar buruk yang Rasulullah sampaikan. Yakni adanya kelompok orang yang berpuasa tapi hanya mendapat lapar dan dahaga. Allah tak membutuhkan puasa mereka karena berbagai hal menggugurkan pahalanya.

Hakikat puasa tak hanya menahan lapar dahaga, melainkan juga menjaga dari perbuatan yang mengurangi pahalanya, seperti perkataan buruk. Sementara yang bisa menjaga diri dari perkara yang merusak puasa maka ia akan menjadi orang bertakwa sebagaimana tujuan akhir perintah puasa.

Ustaz Samdi Rahman
Ustaz Sandi Rahman ajak jauhi sifat kikir

Amalan Ramadan itu satu paket. Tak bisa ambil satu-satu. Jadi puasa juga harus diiringi tadarus, salat malam, sedekah, zakat, dan amalan lainnya. Bagi mereka ini, diperintahkan menuntaskan puasa dan mengakhiri dengan takbir berlebaran pada 1 Syawal.

وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ

Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)

Orang sukses menjalani puasa Ramadan adalah mereka yang mendapatkan hidayah. Yang tadinya malas salat, setelah Ramadan berubah jadi rajin salat tepat waktu. Yang sebelumnya pelit, setelah Ramadan jadi rajin sedekah. Ada perubahan ke arah kebaikan pada dirinya.

فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِ سْلَا مِ ۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَ نَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ ۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-An'am 6: Ayat 125)

Sebaliknya, bagi yang gagal dalam berpuasa Ramadan maka ia akan tersiksa dengan amal baik yang dilakukan. Sedekah merasa harta berkurang, sehingga enggan melakukannya. Dalam ayat di atas disebut dadanya sempit dan sesak seakan sedang mendaki ke langit.

Padahal jika manusia tahu, infak atau sedekah yang dikeluarkan hakikatnya akan melapangkan rezeki karena Allah akan menggantikannya dengan yang lebih banyak dan lebih baik. Tidak percaya? Simak firman Allah di bawah ini.

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗ وَمَاۤ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik. (QS. Saba' 34: Ayat 39)

Hidayah diturunkan Allah untuk hamba yang beruntung. Yang tadinya merasa sayang dalam bersedekah, ketika hatinya disinari hidayah maka menjadi ringan dalam berinfak. Allah menyebut beruntung bagi hamba yang dijaga dari kekikiran.

فَا تَّقُوا اللّٰهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَا سْمَعُوْا وَاَ طِيْعُوْا وَاَ نْفِقُوْا خَيْرًا لِّاَنْفُسِكُمْ ۗ وَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. At-Taghabun 64: Ayat 16)

Selanjutnya, apakah begitu penting nilai atau nominal sedekah yang kita keluarkan? Tentu saja. Semakin banyak yang dikeluarkan maka semakin baik di mata Allah, tentu dengan keikhlasan dan berharap rida-Nya. Intinya, semakin cinta ia akan apa yang dikeluarkan maka semakin baik nilai infaknya.

لَنْ تَنَا لُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗ وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِ نَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui. (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92)

Sebagai penutup, kita baca keutamaan mengeluarkan harta untuk berinfak. Allah menjanjikan kebaikan berlipat ganda. Maka seyogianya kita umat Islam tak akan merasa segan dalam berinfak dan bersedekah. Pantas sekali jika Allah menyebut beruntung bagi yang jauh dari sifat kikir.

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَا لَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَا بِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَا للّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ  ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)

Ringkasan Pengajian Ahad Pagi PCM Weru di Gedung Dakwah Muhammadiyah Weru (Kalisige, Karakan, Weru) pada 16 April 2023 yang disampaikan oleh Ust. H. Sandi Rahman, S.Ag (Wonosari, Gunungkidul)

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822