NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Ide Permainan Seru untuk Anak-Anak TPQ: Game Taaruf, Biar Saling Kenal Satu Sama Lain

MEDIA AN NUUR─Selasa sore, 27 Desember 2022. Santri TPQ An Nuur Sidowayah mengikuti games ringan bersama Pak Wakhid. “Kita namakan permainan kali ini dengan nama Taaruf yang berarti berkenalan,” begitu Pak Wakhid memulai.

Pak Wakhid kemudian mencoba mengetes beberapa santri apakah saling kenal dengan sesama santri TPQ An Nuur Sidowayah. Ternyata ada beberapa yang tak mengenal nama temannya karena beda kelas dan tidak sepantaran. Maka dari itu, kata Pak Wakhid, perlu kita berkenalan melalui permainan Taaruf.

Pak Wakhid meminta santri berkumpul di tengah ruangan masjid dengan posisi duduk membuat satu lingkaran besar. “Tas nggak usah dibawa, cukup membawa pensil atau pulpen untuk menulis. Nanti akan saya bagikan kertasnya.”

Pak Wakhid dibantu Mas Hanif lekas membagikan kertas kecil kepada anak-anak. Setelah semua mendapatkan kertas itu, Pak Wakhid berkata, “Tulis nama panggilan kalian di kertas itu. Jangan besar-besar, ya, tulis paling atas. Nanti di bawahnya ada tulisan lain.”

Seluruh santri menuliskan nama panggilan masing-masing. Kemudian Pak Wakhid meminta menuliskan makanan kesukaan di bawah nama panggilan tersebut. Dilanjutkan menuliskan di bawahnya lagi hobi mereka.

“Di bawah hobi, silakan menuliskan cita-cita kalian!” kata Pak Wakhid. Santri kasak-kusuk, banyak yang masih bingung apa cita-citanya. Beberapa saat setelah mereka selesai menulis cita-cita, lanjut dengan perintah berikutnya.

Pak Wakhid kembali berkata, “Yang terakhir, kalian coba mengenali diri sendiri, ya. Tulis sesuatu yang identik dengan kalian. Kalian punya ciri khas atau keunikan apa, silakan ditulis.”

Kata Pak Wakhid, keunikan itu bebas, asal sesuai dengan keadaan masing-masing anak. “Misal kamu orangnya suka usil, tulis aja bahwa kamu usil. Misalnya kamu penakut, ya tulis saja penakut. Bebas pokoknya. Asal kalian bisa menyadari bahwa kalian punya ciri khas atau kecenderungan seperti itu,” jelas Pak Wakhid.

Setelah semua menyelesaikan menulis apa yang diminta Pak Wakhid, kertas dikumpulkan ke dalam kardus yang sudah dipersiapkan. Pak Wakhid lalu menawarkan siapa yang berani maju ke depan untuk memulai game. Majulah Ghazi ke depan, anak BA Aisyiyah Sidowayah ini diminta mengambil satu kertas dalam kardus secara acak tak boleh memilih.

Aturan permainannya, Ghazi memanggil nama pemilik kertas yang diambilnya secara acak itu. Pemilik nama panggilan itu lekas maju ke depan. Ghazi berbekal data pada kertas itu segera memperkenalkan orangnya.

“Teman-teman, perkenalkan ini namanya Shiha. Shiha suka sekali makan sayuran. Hobinya adalah membaca. Dan Shiha memiliki cita-cita menjadi seorang dokter,” begitu Ghazi memperkenalkan pemilik kertas yang ternyata adalah Shiha.

Pak Wakhid berkata pada Ghazi, “Selanjutnya, ciri khas Shiha apa, Mas Ghazi? Coba dibaca yang keras. Shiha ini ...”

Dengan polosnya, Ghazi melanjutkan perkataan Pak Wakhid yang mengambang itu dengan menyebut Shiha sebagai anak yang, “Cantik!” sesuai apa yang tertulis. Sontak anak-anak menertawakan kejadian itu.

Game Taaruf
Ghazi memperkenalkan Shiha

Tak ingin Ghazi atau Shiha malu, Pak Wakhid lekas menimpali, “Wah, ternyata Shiha ini cantik, ya, Mas Ghazi. Tepuk tangan buat Ghazi dan Shiha!” Seluruh santri segera bertepuk tangan.

Permainan dilanjutkan. Shiha mengambil kertas berikutnya. Shiha memperkenalkan pemilik kertas yang diambilnya. Begitu berlanjut terus menerus sampai peserta terakhir yang diperkenalkan peserta sebelumnya.

Permainan ringan ini berlangsung dengan serunya. Banyak kelucuan terjadi. Terutama terkait keunikan anak-anak yang terungkap. Ada yang mengaku penakut, ada yang mengaku sebagai berkulit hitam, bahkan mengaku suka kentut, dan sebagainya. Kepolosan anak-anak yang sangat menghibur.

Demikian kegiatan TPQ An Nuur sore ini. Game Taaruf ini selain agar saling kenal sesama santri TPQ, juga belajar berani maju tampil ke depan meski sekadar memperkenalkan biodata temannya. Karena sudah waktunya pulang, permainan segera diakhiri dengan membaca hamdalah bersama-sama.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822