NqpdMaBaMqp7NWxdLWR6LWtbNmMkyCYhADAsx6J=
MASIGNCLEANLITE104

Bagaimana Cara Membersihkan Pakaian yang Terkena Air Mani? Yuk, Kita Simak Ajaran Rasulullah

MEDIA AN NUUR─Kamis, 8 Juni 2023. Pengajian rutin malam Jumat, warga Sidowayah RT 01 RW 06 bertempat di rumah Bapak Wiyono-Ibu Rohmani. Diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an dipimpin Ustaz Ibnu Ka’ab meneruskan Surat As-Syura (42) ayat 20 sampai 29.

Tausiah malam ini disampaikan oleh Ustaz Fauzan. Masih membahas taharah. Beberapa hadis disampaikan. Yang pertama tentang hukum tidur dalam keadaan junub.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ أَيَرْقُدُ أَحَدُنَا وَهْوَ جُنُبٌ قَالَ « نَعَمْ إِذَا تَوَضَّأَ أَححَدُكُمْ فَلْيَرْقُدْ وَهُوَ جُنُبٌ »

Dari Ibnu ‘Umar, bahwasanya ‘Umar bin Al-Khattab pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur, padahal ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian berwudu, maka silakan tidur meskipun dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, kita boleh tidur ketika junub dan belum mandi tapi harus dengan berwudu terlebih dulu. Wudu ini untuk mengurangi hadas besar. Hukumnya adalah makruh. Dengan begitu, yang utama adalah tetap mandi sebelum tidur ketika keadaan junub.

Cara membersihkan air mani
Ustaz Fauzan sampaikan tentang cara membersihkan air mani

Selanjutnya tentang cara membersihkan pakaian yang terkena air mani. Hadis berikut ini menerangkan bahwa pakaian yang terkena air mani masih basah, maka dicuci dengan air.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ كَانَ يَغْسِلُ الْمَنِىَّ ثُمَّ يَخْرُجُ إِلَى الصَّلاَةِ فِى ذَلِكَ الثَّوْبِ وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى أَثَرِ الْغَسْلِ فِيهِ

Rasulullah ﷺ biasa mencuci bekas mani (pada pakaiannya) kemudian beliau keluar untuk melaksanakan shalat dengan pakaian tersebut. Aku pun melihat pada pakaian beliau bekas dari mani yang dicuci tadi.” (HR. Muslim)

Sementara kita bisa membersihkan badan atau pakaian yang terkena mani dengan cara mengerik jika mani tersebut dalam keadaan kering. Hal ini pernah dilakukan oleh Aisyah, sebagaimana ia pernah berkata:

كُنْتُ أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ

Aku pernah mengerik mani tersebut dari pakaian Rasulullah ﷺ.”

Seandainya mani itu najis, seharusnya tidak cukup hanya dikerik (dengan kuku) sebagaimana darah (haid) dan lainnya. Sedangkan hadis yang menyatakan bahwa mani dibersihkan dengan dicuci, maka ini hanya menunjukkan anjuran dan pilihan dalam mensucikan mani tersebut. Jadi, pendapat terkuat menyatakan mani tidak najis, tapi harus dibersihkan.

Share This Article :
Wakhid Syamsudin

Berusaha menjadi orang bermanfaat pada sesama melalui tulisan. Saat ini mengelola blog Media An Nuur (www.media-annuur.com), Bicara Cara (www.bicaracara.my.id), dan blog pribadi (www.syamsa.my.id)

2907636960708278822